Koran-jakarta.com || Senin, 02 Okt 2017, 01:00 WIB

Korut Tidak Tertarik Berdialog dengan AS

BEIJING - Pemerintah Amerika Serikat (AS) siap untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemerintah Korea Utara (Korut) terkait program nuklir dan misil negara itu.

Ket.

Doc: istimewa

Namun Pyongyang memperlihatkan sikap tidak tertarik dengan dialog tersebut. Keinginan AS itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok untuk pertama kalinya.

Dalam kunjungannya itu, Menlu Tillerson mengkhawatirkan kemungkinan senjata nuklir Korut bisa menghantam wilayah daratan AS lewat misil balistik antarbenua dengan hulu ledak nuklir yang dikembangkan Pyongyang.

"Kami sedang menunggu respons. Kami menawarkan dialog karena kami masih punya jalur komunikasi dengan Pyongyang dan sama sekali tak dalam kondisi komunikasi yang terputus sama sekali," kata Menlu Tillerson di Beijing, Tiongkok, Sabtu (30/9).

Sayang, itikad baik AS hingga kini masih ditanggapi dingin oleh pemerintah Korut. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan belum ada tanda- tanda Pyongyang tertarik melakukan dialog. "Para pejabat pemerintah Korut belum memberikan sinyalemen kalau mereka tertarik atau siap melakukan dialog terkait denuklirisasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Menlu Tillerson sebelumya memperlihatkan tidak banyaknya pencapaian yang diraih AS dalam meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Seorang juru bicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk misi Korut pun tidak bisa memberikan rincian bagaimana kemungkinan komunikasi dilakukan antara Korut dan AS.

Menlu AS menilai situasi di Semenanjung Korea secara keseluruhan sekarang ini lebih memanas sehingga seluruh pihak yang terlibat diminta untuk bersikap tenang. Hal ini pun diharapkan bisa membantu jika Pyongyang ingin menghentikan peluncuran misilmisilnya. Sebelumnya pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah menyuarakan kekhawatirannya terhadap program misil dan nuklir Korut. Negeri Gingseng itu juga was-was Pyongyang bakal melakukan lebih banyak tindakan provokatif menyusul digelarnya peringatan berdirinya Partai Komunis Korut pada 10 Oktober mendatang atau saat digelarnya kongres Partai Komunis Tiongkok pada 18 Oktober.

Pindahkan Misil

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Pada Sabtu, jaringan televisi Korsel, Korean Broadcasting System (KBS) pada Jumat (28/9) pihak intelijen AS dan Korsel menyebut sejumlah misil balistik antarbenua Korut telah dipindahkan dari fasilitas riset dan pengembangan misil di Sanum-dong yang ada di utara Pyongyang.

Pemerintah Korut kabarnya sedang mengembangkan program misilnya yang disebutnya bisa menghantam wilayah daratan AS. Pyongyang juga tercatat sudah 6 kali melakukan uji coba nuklir dan pada 3 September lalu telah menjadi uji coba nuklir terbesar. Beberapa waktu lalu, pemerintah Korut juga mengancam bakal melakukan sebuah uji coba bom hidrogen ke wilayah Pasifik.

Sikap keras kepala Pyongyang telah membuat negara itu dijatuhi sanksi ekonomi oleh Dewan Keamanan PBB. Washington DC gembira karena pemerintah Tiongkok sudah bersikap tegas dalam menerapkan sanksi-sanksi PBB itu karena Beijing menyadari kemampuan nuklir dan misil Korut sudah kelewat batas. uci/Rtr/I-1

Tim Redaksi:
I

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait