Jangan Sedikit-dikit Minum Obat
Ilustrasi gangguan ginjal akut.
Foto: ANTARA/HO-SutterstockJAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menganjurkan masyarakat untuk terapi non-obat sebagai penanganan awal untuk mencegah gangguan ginjal akut. "Jangan sedikit-dikit harus minum obat. Lakukan dulu terapi non-obat atau gunakan obat puyer," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI, Ngabila Salama, Senin (6/2).
Dia menjelaskan bayi atau balita jika demam dan batuk pilek karena mayoritas disebabkan infeksi virus dapat sembuh sendiri, tanpa minum obat. "Adapun terapi non-obat di antaranya makan, minum, dan istirahat cukup. Itu merupakan salah satu kunci," katanya.
Dalam kondisi tertentu dia juga minta masyarakat untuk tidak gegabah lalu antiobat. "Kalaupun minum obat lagi, pastikan sesuai dengan resep dan anjuran dokter baik obat puyer atau sirup," pinta Ngabila. Lebih jauh, Ngabila menyarankan agar masyarakat memantau gejala anak sesudah diberi obat. Jika kondisi tidak membaik atau bahkan ada keluhan tambahan, patut diwaspadai efek samping dari obat.
Keluhan tambahan di antaranya produksi kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali malahan, padahal cukup minum. Apabila terjadi gejala kondisi tersebut, dia minta untuk melakukan kontrol ke tenaga medis atau dokter.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan kembali temuan kasus baru gangguan ginjal akut dengan satu kasus konfirmasi dan satu suspek. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, menjelaskan dua kasus itu terdata di Jakarta yang satu kasus konfirmasi tersebut meninggal dunia.
Kasus gangguan gagal ginjal akut di Indonesia sebelumnya sempat dilaporkan sebanyak 324 kasus dan sudah menurun sejak November 2022. Dari ratusan kasus, Syahril menjelaskan paling banyak dilaporkan di DKI Jakarta mencapai 47 orang meninggal dan 32 sembuh. Total kasus di DKI per 15 November 2022 mencapai 83.
Semenara itu, Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menandaskan tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengatasi gagal ginjal akut.Kemarin Heru bertemu dinkes untuk mengatasi gagal ginjal akut. Heru juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyelidiki penyebab gagal ginjal akut.
Vaksinasi
Sementara itu, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat puluhan ribu warga sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau booster keduasampai dengan awal Februari.
Berdasarkan data dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), fasilitas kesehatan Jakarta Selatan sudah memberikan vaksinasi booster kedua kepada 64.875 orang.
"Mereka ini tidak hanya warga Jakarta," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati. Yudi merinci, jika dilihat data berdasarkan KTP berdomisili Jakarta Selatan, sudah 50.368 warga yang mendapatkan booster kedua. Menurut Yudi,vaksinasi akan terus digelarfasilitas kesehatanpemerintah kepada warga untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
"Syarat untuk mendapatkan vaksinasi, cukup membawa KTP saja," ujar Yudi.
Sebelumnya, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan menyiapkan ribuan vaksin booster kedua untuk seluruh puskesmas kecamatan guna menekan penyebaran penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini. Pemkot Jaksel juga membuka layanan vaksinasi booster kedua selama Februari secara penuh. Tapi untuk Sabtu dan Minggu di kantor Wali Kota.
Sebelumnya, Analis Kebijakan Ahli Muda selaku Subkoordinator Urusan Kesehatan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Selatan, Budi Sulistiyo, menjelaskan, kegiatan vaksinasi dalam upaya mencegahpenyebaran Covid-19 di Jaksel.
Pelayanan vaksinasi berlangsung selama satu bulan, 1-28 Februari. Kuotanya, 300 orang tiap hari. Budi menambahkan,vaksinasi booster kedua jenis Pfizer ini bagi pegawai di lingkup Jakarta Selatan dan masyarakat umum.