Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Inisiatif Jalur Sutra Baru

Jalur Kereta Cepat Laos-Tiongkok Diresmikan

Foto : AFP/LAO NATIONAL TV/AFPTV

Kereta Cepat l Menteri Transportasi Laos, Viengsavath Siphandone (kanan), dan Duta Besar Tiongkok untuk Laos, Jiang Zaidong, saat membuka selubung yang menutupi kereta cepat Lane Xang di Vientiane pada 16 Oktober lalu. Pada Jumat (3/12), jalur kereta cepat yang menghubungkan Laos-Tiongkok telah diresmikan dan rencananya akan mulai melayani rute perjalanan pada Sabtu (4/12) ini.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Laos pada Jumat (3/12) meresmikan jalur kereta cepat senilai 6 miliar dollar AS yang menghubungkan negara itu dengan Tiongkok. Peresmian jalur kereta cepat sepanjang 414 kilometer ini dilakukan setelah membutuhkan waktu lima tahun untuk dibangun di bawah megaproyek Tiongkok, Inisiatif Jalur Sutra Baru (Belt and Road Initiative).

Setelah diresmikan, jalur kereta cepat itu akan menghubungkan rute Kota Kunming di Tiongkok dengan ibu kota Laos, Vientiane. Nantinya rute ini akan bertambah panjang hingga pada akhirnya akan melintasi Thailand, Malaysia dan Singapura.

Laos yang memiliki populasi sebanyak 7,2 juta orang, sebelumnya hanya memiliki rel kereta sepanjang empat kilometer. Tapi saat ini memiliki jalur kereta cepat yang sanggup melesat dengan kecepatan 160 kilometer per jam dengan melewati 75 terowongan dan melintasi 167 jembatan, serta akan berhenti di 10 stasiun.

"Layanan kereta penumpang perdana diharapkan akan dimulai pada Sabtu (4/12)," lapormedia milik pemerintah,Laotian Times.

Pengubah Permainan

Peresmian itu dibayangi oleh kekhawatiran beban utang yang akan ditanggung Laos dan tadinya diharapkan bisa ditutupi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi berkat terhubungnya koneksi transportasi darat ini.

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, pada Rabu (1/12) lalu menepis kekhawatiran itu dengan mengatakan bahwa proyek unggulan ini akan memicu dorongan strategi bagi Laos dengan mengubah dirinya dari negara yang terkurung daratan (landlock) menjadi sebuah negara pusat yang terhubung dengan daratan.

Seperti yang dialami negara-negara di kawasan lainnya, Laos juga terpukul akibat pandemi. Krisis kesehatan global itu, menurut Bank Dunia, telah membuat pertumbuhan ekonomi Laos turun menjadi 0,4 persen pada 2020, level terendah dalam tiga dekade.

Harapan untukreboundpada 2021 pupus ketika negara itu menerapkanlockdownsetelah mencatat lebih dari 76.000 kasus infeksi dalam delapan bulan terakhir.

"Kereta cepat bisa meningkatkan ekonomi Laos, tetapi pemerintah perlu melakukan reformasi substansial, termasuk meningkatkan sistem manajemen perbatasannya," demikian catatan Bank Dunia.

Sementara itu ketua ekonom Bangkok Bank, Burin Adulwattana, dengan optimistis mengatakan bahwa proyek kereta cepat Laos bisa menjadi pengubah permainan ekonomi.

"Saya tidak melihat bahwa Tiongkok sedang mencoba untuk membuat Laos bangkrut. Ini bukan strategi Kuda Troya. Saya pikir ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan," papar dia.

Sementara itu dosen dari Universitas Nasional Australia, Greg Raymond, menanggapinya dengan mengatakan bahwa sedikit sekali transparansi tentang bagaimana Laos akan mendanai utangnya.

"Proyek kereta cepat ini adalah ujian besar bagi ekonomi berbasis subsisten pertanian di Laos, apalagi negara itu tidak memiliki kelas pedagang besar. Masalahnya bagi Laos adalah apakah ekonomi mereka terutama sektor swasta, diposisikan untuk mengambil keuntungan dari sistem transportasi ini," pungkas Raymond.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top