Koran-jakarta.com || Selasa, 25 Mar 2025, 02:45 WIB

Filipina dan AS Kembali Gelar Latihan Militer

  • filipina

MANILA - Militer Filipina dan Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/3) memulai latihan gabungan yang melibatkan 5.000 tentara, kata Manila, beberapa hari sebelum Menteri Pertahanan AS yang baru, Pete Hegseth, dijadwalkan mengunjungi negara Asia tenggara tersebut.

Ket. Sejumlah tentara AS dan Filipina berpartisipasi dalam latihan militer gabungan Balikatan di Bandara San Vicente di Palawan Mei tahun lalu. Militer Filipina pada Senin (24/3) mengumumkan bahwa latihan gabungan Balikatan melibatkan 5.000 tentara.

Doc: AFP/JAM STA ROSA

Latihan militer yang berlangsung selama beberapa ­pekan itu merupakan bagian awal dari latihan gabungan Balikatan yang bulan depan akan melibatkan angkatan laut dan angkatan udara kedua negara, dan dilaksanakan saat ketegangan dengan Tiongkok atas Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan sedang meningkat.

“Kedua angkatan bersenjata akan fokus pada peningkatan operasi gabungan di semua domain, memperkuat kemampuan tempur, dan menunjukkan komitmen bilateral yang kuat untuk menjaga integritas teritorial Filipina,” kata militer Filipina dalam sebuah ­pernyataan.

Sementara itu Menhan Hegseth dijadwalkan bertemu mitranya, Gilberto Teodoro, pada Jumat (28/3) di Manila, dimana kunjungannya tersebut merupakan bagian dari perjalanan yang juga akan membawanya ke Jepang.

Kunjungan Menhan Hegseth ini menandai kunjungan pertamanya ke Asia sejak pengangkatannya oleh Presiden Donald Trump dan sidang konfirmasi Senat.

Manila dan Washington DC yang merupakan sekutu perjanjian lama, telah memperdalam kerja sama pertahanan mereka sejak Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr menjabat pada tahun 2022 dan mulai menolak klaim luas Beijing atas LTS.

Pada tahun 2023, kedua negara menandatangani kesepakatan untuk memperluas akses AS ke empat pangkalan militer tambahan, sehingga totalnya menjadi sembilan di seluruh negara kepulauan.

Pada Desember lalu, Filipina membuat marah Tiongkok ketika mengatakan Manila berencana memperoleh sistem misil jarak menengah Typhon buatan AS dalam upaya mengamankan kepentingan maritimnya.

Angkatan Darat AS mengerahkan sistem itu di Filipina utara pada awal tahun 2024 untuk latihan gabungan tahunan, lalu meninggalkannya di sana meskipun ada kritik dari Beijing.

Pendahulu Hegseth, Lloyd Austin, meramalkan pada November lalu bahwa Filipina akan tetap menjadi sekutu utama setelah pelantikan Trump.

“Kekuatan aliansi kita, menurut saya, akan melampaui perubahan pemerintahan di masa mendatang,” kata Austin dalam jumpa pers di Pulau Palawan, Filipina barat, yang menghadap ke LTS. AFP/I-1

Tim Redaksi:
A
I

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait