Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengembangan EBT

Dukungan Pendanaan Transisi Energi Masih Minim

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mengajak dunia usaha berinvestasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) agar target transisi ke energi ramah lingkungan cepat terealisasi. Saat ini, dukungan pendanaan terhadap pengembangan EBT masih rendah.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyampaikan seluruh penyediaan energi listrik akan berasal dari pembangkit berbasis EBT sebesar 708 gigawatt (GW) pada 2060 dengan dukungan jaringan interkoneksi super grid.

Jaringan ini rencananya menyambungkan seluruh pulau-pulau besar di Indonesia dalam satu ekosistem jaringan yang sama. "Karenanya, dibutuhkan investasi lebih dari satu triliun dollar AS atau sebesar 28,5 miliar dollar AS per tahun untuk merealisasikan rencana pengembangan pembangkit tersebut," sebutnya di Jakarta, pekan lalu.

Seperti diketahui, Indonesia berhasil memperoleh investasi strategis dalam implementasi dekarbonisasi di sektor energi, dengan ditandatanganinya komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar 20 miliar dollar AS saat perhelatan G20 di Bali pada 2022. Meski demikian, dukungan pendanaan tersebut masih dirasa belum cukup mengingat jumlah investasi transisi energi sangat besar.

"Kami harapkan dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk badan usaha untuk dapat terus berjalan bersama-sama dalam mewujudkan transisi energi Indonesia menuju karbon netral pada 2060," ucap Dadan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top