Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 23 Mar 2025, 16:32 WIB

Depok Lama, Kota Tua yang Menyimpan Banyak Sejarah Belanda

Salah satu bangunan peninggalan jaman Belanda di Jalan Pemuda Depok.

Foto: ANTARA/ Feru Lantara

Depok, 23/3 - Deretan bangunan tua peninggalan jaman Belanda yang berada di Jalan Pemuda Kota Depok, Jawa Barat tampak masih berdiri kokoh dan asri, walaupun usianya sudah mencapai ratusan tahun.

Beberapa rumah masih terlihat jelas struktur arsitektur bangunannya yang terlihat khas era kolonial Belanda yaitu dengan halaman depan yang luas dan jendela yang besar-besar menjulang tinggi.

Selain di Jalan Pemuda, bangunan peninggalan Belanda banyak dijumpai juga di Jalan Kartini, Siliwangi, Mawar, Kenanga, Kamboja dan lainnya yang berada di Keluruhan Depok, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat.

Selain bangunan bersejarah, di Jalan Kartini terdapat tiang telepon peninggalan Belanda. Tiang yang berdiri sejak 1900 ini berada tepat di depan bengkel dan rumah makan. Banyak warga Depok yang tidak mengetahui nilai sejarahnya.

Seperti yang dituturkan oleh Agus. Ia sudah puluhan tahun tinggal di Depok dan setiap hari melintas daerah tersebut, tetapi tidak mengetahui nilai sejarah tiang telepon tersebut.

"Baru tau sekarang kalau tiang telepon ini peninggalan jaman Belanda," katanya.

Ada juga bangunan peninggalan Belanda yang terlihat tak terurus, seperti bangunan yang sempat dijadikan sebagai Rumah Sakit Harapan Depok. Namun, karena sudah tak difungsikan sebagai rumah sakit lagi, bangunan megah tersebut nampak tak terurus. Rumah Sakit Harapan Depok merupakan Istana Kepresidenan Depok sebelum Indonesia merdeka.

Sepanjang kawasan Depok Lama ini banyak juga terdapat gereja dan yang tertua dibangun pada tahun 1854 yang hingga saat ini masih dipergunakan untuk ibadah.

Selain rumah-rumah dan gereja peninggalan Belanda, yang tidak kalah menarik adalah jembatan Panus yang membentang melintasi Sungai Cilwung. Jembatan Panus ini menghubungi antara Perumahan Depok 1 dan Depok 2.

Jembatan Panus di Depok ini dibangun pada tahun 1917 oleh insinyur Andre Laurens, menghubungkan Kecamatan Pancoran Mas dan Sukmajaya, dan dulunya merupakan penghubung utama ke Batavia (Jakarta) dan Bogor.

Jembatan ini dinamai Panus, diambil dari nama Stevanus Leander, seorang warga Belanda yang tinggal di dekat jembatan.

 

Cagar budaya

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Supian Suri dan Chandra Rahmansyah menyatakan kawasan Depok Lama akan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya dengan insentif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) gratis bagi bangunan bersejarah.

Pemkot Depok berjanji untuk merevitalisasi kawasan heritage Depok Lama. Nantinya, kawasan tersebut akan dijadikan tempat wisata sejarah. Dengan demikian, Kota Depok memiliki ragam budaya dan sejarah yang terpusat di kawasan Depok Lama.

Kota Depok memang dikenal kental dengan aroma kolonialisme Belanda. Bahkan, sampai saat ini sudah tak asing lagi dengan istilah Belanda Depok,  julukan bagi keturunan 12 marga yang diwariskan Cornelis Chastelein.

Chastelein, seorang pejabat Belanda dari VOC yang memberikan kebebasan dan hak kepemilikan tanah kepada para budak pada abad ke-18 sebagai bentuk protes terhadap kebijakan VOC yang eksploitatif.

Keberadaan sejarah Depok Lama juga menjadi perhatian Universitas Indonesia (UI), IPB University, dan Universitas Trisakti.

Mereka berkolaborasi dengan lembaga luar negeri Heritage Hands-On dan Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed, the Netherlands (RCE) menerbitkan buku berjudul "Menyingkap Potensi Aset Bersejarah Depok Lama".

Dekan Fakultas Teknik UI Prof. Kemas Ridwan Kurniawan menyebutkan Depok Lama adalah bagian dari sejarah kota yang memiliki nilai arsitektural dan budaya tinggi.

Untuk itu Depok Lama harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan agar dapat menjadi ikon bersejarah yang tidak hanya memperkuat identitas kota, tetapi juga membawa manfaat ekonomi melalui pariwisata budaya.

Untuk mewujudkan struktur perkotaan yang konsisten, baik secara bendawi maupun tak benda, visi dan prinsip perlu diuraikan dengan kerja sama semua pemangku kepentingan, sehingga strategi dan rencana sesuai dengan visi dan prinsip yang berlaku.

"Depok Lama masih menyimpan elemen-elemen lanskap bersejarah yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan kota modern," kata Kemas.

Sementara itu, Dosen IPB University Vera D. Damayanti menekankan pentingnya menjaga keaslian arsitektur jika Depok Lama dijadikan heritage atau situs wisata budaya.

"Pendekatan restorasi dan pelestarian harus mempertimbangkan keaslian arsitektur lokal dan tatanan lanskap sejarah, sehingga keunikan karakternya terjaga, sekaligus memberikan ruang bagi inovasi yang relevan dengan kebutuhan kota masa kini," katanya.



Dubes Belanda

Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns pada November 2022 sudah mengunjungi kawasan Depok Lama atau biasa juga disebut kawasan Belanda Depok dan ia mengaku terkesan karena banyaknya peninggalan sejarah Belanda.

Lambert Grijns juga antusias dan merasa mendapat kehormatan yang besar karena Belanda dan Depok ada hubungan yang kuat tercermin dari peninggalan sejarah.

Untuk itu ia mengajak sektor wisata, akademisi, dan masyarakat bersinergi bersama dalam mengembangkan potensi wisata sejarah di Depok, agar peninggalan sejarah bisa lebih menarik.

Pengembangan kawasan Depok Lama akan dilakukan melalui kolaborasi, revitalisasi, elaborasi sister city antara Kota Depok dan kota di Belanda, hingga penyelenggaraan Festival Budaya Belanda di Depok, yang mengadopsi kegiatan Festival Drama Depokkers (A Colonial Tale Unravels) di Belanda.

Sejumlah peninggalan sejarah Belanda di Kota Depok dan menjadi peradaban di antaranya Stasiun Depok Lama, bangunan di sekitar Jalan Pemuda, serta Rumah Cimanggis. Selain itu, juga ada beberapa heritage lainnya berupa hutan raya, 23 situ, dan tiga sungai besar.

Berbagai kajian sedang dilakukan untuk menjadikan kawasan bersejarah Depok Lama sebagai cagar budaya dan bisa menjadi wisata sejarah. Pengembangan kawasan bersejarah tersebut bisa memberi tambahan pilihan bagi wisatawan.

Ahli sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Boy Loen menyatakan sangat mendukung inisiatif Pemerintah Kota dan DPRD Depok untuk berkolaborasi dengan kalangan kampus dari UI, UIII, IPB, Trisakti, hingga alumni Rotterdam Belanda untuk ambil bagian dalam penelitian dan pengembangan potensi heritage di kawasan Depok Lama.

Sebagai generasi ke-8 Kaoem Depok atau yang familiar dipanggil "Belanda Depok" dari marga Loen, Boy Loen mengatakan Belanda Depok dalam sejarahnya memiliki tanah luas dan menjadi orang yang berada, karena mewarisi berbagai aset Cornelis Chastelein yang di abad ke-17 merupakan tuan tanah kaya raya.

Perkembangan zaman mungkin telah mengubah "Belanda Depok" sehingga kondisinya tak lagi seperti era kolonial dulu. Namun, perubahan-perubahan itu tak lantas memupus jejak Belanda yang kuat di Kota Depok. Gedung, jembatan, hutan kota, situ, hingga tiang listrik adalah warisan budaya yang patut dijaga atau dijadikan situs wisata sejarah yang edukatif.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Arif

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.