Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cuaca Ekstrem di Tiongkok Telan Korban Jiwa dan Ciptakan Kerusakan

Foto : ANTARA/Reuters/Aly Song

Foto arsip - Seorang pria yang mengenakan masker berjalan di tengah peringatan gelombang panas, menyusul wabah Covid-19 di Shanghai, Tiongkok, 13 Juli 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Hujan lebat, cuaca panas, dan hujan es akibat cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir telah merenggut korban jiwa, menimbulkankerusakan infrastruktur dan pangan, serta mengancam ketersediaan hewan ternak di seantero Tiongkok.

Hujan lebat memicu banjir bandang yang merenggut satu korban jiwa dan mengakibatkan dua orang hilang di Daerah Otonomi Mongolia Dalam di utara Tiongkok pada Minggu (2/7), sebut jaringan televisi CCTV pada Senin.

Berbagai daerah di Tiongkok utara dilanda cuaca panas yang terjadi lebih awal dari biasanya dan mencakup area lebih luas, kata Pusat Iklim Nasional (NCC).

Kondisi ini diperkirakan berlangsung sampai 10 hari ke depan, sehingga 1,4 miliar penduduk Tiongkok semakin mengkhawatirkan dampak perubahan iklim.

Warga mengungkapkan keluh kesahnya atas cuaca panas ini lewat media sosial.

"Aku bosan mendengar kata 'suhu panas'", tulis seorang pengguna media sosial.

"Aku sudah tak bisa menangis karena air mataku sudah habis," kata warga lain.

Petugas penyelamat di berbagai daerah di selatan Tiongkok, termasuk Provinsi Guizhou, terus berusaha mengungsikan penduduk dan hewan ternak ke tempat yang aman dari banjir dan tanah longsor sejak Jumat pekan lalu, lapor CGTN.

Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Provinsi Yunnan sepanjang akhir pekan lalu, membuat sejumlah kendaraan terseret arus di jalan-jalan yang sudah menjelma menjadi sungai.

Di Provinsi Sichuan, banjir lumpur pekan lalu merenggut sejumlah nyawa.

Biro Penanganan Keadaan Darurat Provinsi Hunan melaporkan 95.399 orang dan 6.648,34 hektar lahan pertanian terdampak banjir di Xiangxi.

Bencana itu menimbulkan kerugian sebesar 79 juta dolar AS (Rp1.19 triliun).

Selama berpekan-pekan, ahli meteorologi memperingatkan kemungkinan konveksi cuaca yang kuat disertai badai petir.

Terlihat dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, badai es di Provinsi Heilongjiang pada Sabtu pekan lalu membuat kaca jendela pecah.

Sementara itu, John Kerry, utusan khusus presiden Amerika Serikat untuk urusan iklim, akan mengunjungi Tiongkok dalam waktu dekat untuk menggelar beberapa pertemuan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top