
Alokasikan APBN untuk Sektor Produktif, Jangan ke Belanja Rutin yang Daya Ungkit Rendah
Dosen Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko mengatakan, jika APBN cukup banyak membayar cicilan dan bunga utang maka fungsinya untuk mendorong pertumbuhan akan berkurang
Foto: istimewaJAKARTA-Dosen Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko mengatakan, kebijakan fiskal pada dasarnya lebih berperan untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi melalui APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) daripada peran stabilitas.
Berkaitan dengan perannya, maka ada beberapa hal yang dapat memperbesar peran pertumbuhan, yaitu volume APBN, semakin besar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adalah alokasinya. "Sebagai pendorong pertumbuhan, alokasi APBN harus diarahkan ke sektor produktif yang menciptakan multiplier tinggi,"ungkapnya.
Suhartoko yang juga sebagai Direktur Institute for Financial and Economics Studies (IFES) tersebut menegaskan, jika APBN sudah teralokasikan ke pengeluaran rutin dengan porsi besar tentu saja daya ungkit pertumbuhan berkurang. Apalagi jika cukup banyak membayar cicilan dan bunga utang, fungsinya akan semakin menurun.
Yang tidak kalah pentingnya juga paparnya, momentum realisasi anggaran. Penumpukan realisasi setelah bulan September akan mengurangi efeknya terhadap pertumbuhan. Hal ini mencerminkan perencanaan pembangunan yang tidak baik. "Kebocoran penggunaan dana APBN harus diminimalisir dengan pengawasan dan sanksi yang berat,"pungkasnya
Diketahui, Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nyoman Adhi Suryadnyana menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan pihaknya harus mengarah pada belanja yang efektif, selaras dengan harapan Presiden Prabowo Subianto dalam acara penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2024.
"Selaras dengan harapan Presiden pada acara penyerahan IHPS semester I tahun 2024, hasil pemeriksaan BPK harus mengarah pada belanja yang efektif yaitu belanja yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan produktivitas yang dapat diukur, mampu menarik investasi dan devisa, mampu menciptakan keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta mampu meningkatkan kekuatan pertahanan dan keamanan," ujarnya dalam entry meeting pemeriksaan atas laporan keuangan (LK) Badan Narkotika Nasional (BNN) 2024, dikutip dari keterangan di Jakarta, Kamis (6/2).
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 5 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
Berita Terkini
-
BNI Siapkan Uang Tunai Rp21T Periode Lebaran 2025, Layanan Perbankan Tetap Aman di Musim Liburan
-
Kalahkan Nets, Cavaliers Raih Kemenangan ke-15 Beruntun
-
Dukung Mudik Lancar, Pertamina Turunkan Harga Avtur, Diskon Tiket Pelita Air, Pelumas hingg Promo Hotel Patra Jasa
-
Atasi PSS Sleman, Persis Solo Menjauh dari Zona Degradasi
-
Jelang Lebaran, Dharma Wanita Kemenperin Gelar Bazar Belanja Murah