8 Aspek Penting Memastikan Keberlanjutan Industri Nikel dari Hulu ke Hilir
Foto udara areal pasca tambang nikel yang sebagian telah di reklamasi di Kecamatan Motui, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).
"Di gambaran saya, kita tidak akan pernah menjadi raksasa kendaraan listrik dunia. Itu yang menurut saya misleading," ujar Putra. Saat ini, penelitian Putra menunjukkan bahwa Indonesia hanya menguasai 0,4% dari kue baterai listrik dunia.
Menurut Putra, kuatnya narasi industri nikel untuk pengembangan baterai EV membuat diskusi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan industri nikel tak bisa menyeluruh. Walau begitu, hilirisasi nikel untuk bahan baku baterai tetap perlu dilakukan bersamaan dengan produk turunan lainnya, sembari pemerintah meluruskan ambisi dan narasi yang terlanjur menjadi percakapan publik.
2. Insentif untuk dekarbonisasi dan pengolahan limbah
Menurut Hanif dari UNSW Sydney, industri pertambangan dan pengolahan pada hakikatnya sulit untuk bisa benar-benar "bersih" secara lingkungan.
Di sisi hulu, selama proses penambangan, emisi muncul dari proses langsung maupun tak langsung dari peralatan tambang maupun kebutuhan energi dalam pemrosesannya. Pengerukan lahan juga turut mengubah bentang alam sehingga dapat berdampak pada kehidupan liar di dalamnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya