8 Aspek Penting Memastikan Keberlanjutan Industri Nikel dari Hulu ke Hilir
Foto udara areal pasca tambang nikel yang sebagian telah di reklamasi di Kecamatan Motui, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).
Evaluasi ini, kata Krisna, juga perlu diikuti dengan kajian perbandingan menyeluruh: apakah keuntungan dari kebijakan insentif untuk smelter lebih besar dari manfaat ekspor bijih nikel.
"Bisa jadi ini malah lebih rugi daripada ekspor nikel mentah aja. Perlu dipikirkan apakah insentif-insentif ini sustainable mengingat trajectory hilirisasi menuju EV (dengan baterai nikel) sepertinya belum terlihat jelas," tambahnya.
Krisna turut menganjurkan pemerintah memperkuat kerja sama rantai pasok nikel antarnegara alih-alih melarang ekspor yang tak selamanya menguntungkan Indonesia.
"Seharusnya investasi yang masuk ke Indonesia terkait hilirisasi nikel bisa lebih bersaing dan (nikel Indonesia) diperebutkan perusahaan-perusahaan dari berbagai negara, alih-alih cuma dari beberapa negara saja. Keinginan Indonesia tergabung dengan OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) bisa jadi membantu, jika pemerintah Indonesia bisa merasionalisasi aturan-aturan investasi di negara-negara OECD," tutur Krisna.
7. Menyusun peta jalan yang matang
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya