Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

8 Aspek Penting Memastikan Keberlanjutan Industri Nikel dari Hulu ke Hilir

Foto : ANTARA/Jojon

Foto udara areal pasca tambang nikel yang sebagian telah di reklamasi di Kecamatan Motui, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Sementara, di sisi hilir, proses pengolahan nikel di smelter dengan metode pirometalurgi (melalui proses pembakaran) mengeluarkan emisi tinggi dan menghasilkan gas buang yang mencemari udara. Sementara, pengolahan dengan hidrometalurgi-ekstraksi nikel dengan larutan kimia, umumnya untuk menghasilkan bahan baku baterai-menghasilkan limbah yang berisiko mengotori air dan tanah.

Menurut Hanif, untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri nikel, perusahaan perlu memadukan sumber listriknya dengan sumber yang berasal dari energi terbarukan. Berinvestasi pada peralatan yang minim emisi) juga dapat menjadi solusi.

Tak hanya itu, perusahaan juga dapat mengelola ataupun mendaur ulang limbahnya agar bisa digunakan kembali. Contohnya dengan memproses gas buang dari smelter menjadi hidrogen yang dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.

Namun, proses pengelolaan dampak lingkungan itu menambah biaya sehingga sebagian besar perusahaan tambang di Indonesia pun cenderung menghindarinya. Tuntutan industri tambang "hijau", kata Hanif, hanya dipenuhi dengan penggunaan biodiesel yang diwajibkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)-itu pun memerlukan ongkos yang mahal.

Dalam aspek inilah industri nikel membutuhkan uluran tangan pemerintah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top