Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

3 Alasan Pendidikan di Indonesia Belum Berhasil Memerdekakan Manusia

Foto : ANTARA/Bayu Pratama S

Ilustrasi - Siswi sekolah dasar mengikuti proses kegiatan belajar di kelas.

A   A   A   Pengaturan Font

Maraknya kritik dan persoalan yang muncul akibat kebijakan pemerintah menunjukkan potensi kegagalan sistem pendidikan dalam menerapkan tujuan memerdekakan manusia.

Rizma Afian Azhiim, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional dan pejuang kesetaraan dan kesempatan pendidikan bagi warga Indonesia, pernah menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Falsafah tersebut memosisikan pendidikan sebagai jalan untuk membebaskan diri dari hambatan-hambatan sosial (social constraints). Artinya, pendidikan harus mampu membebaskan manusia setidaknya dari rasa takut terhadap kekerasan, ancaman kemiskinan, dan kerentanan hidup (precarity).

Namun, berdasarkan kajian tahun 2023, maraknya kritik dan persoalan yang muncul akibat kebijakan pemerintah menunjukkan potensi kegagalan sistem pendidikan dalam menerapkan tujuan memerdekakan manusia tersebut. Beberapa waktu lalu, misalnya, publik dikejutkan dengan munculnya kasus perdagangan orang berkedok magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Pakar pendidikan asal Amerika Serikat (AS), Jennifer O'Day dan Marshall Smith, melihat kegagalan pendidikan modern sebagai masalah sistemik yang berakar pada hambatan-hambatan (constraints) dalam aspek sosio-kultural, ekonomi, dan politik. Berangkat dari perspektif tersebut, penulis berupaya merefleksikan kegagalan sistemik pendidikan di Indonesia, dan menemukan setidaknya tiga hambatan utama yang menjadi alasan mengapa pendidikan di Indonesia belum berhasil memerdekakan manusia: budaya kekerasan di institusi pendidikan, rendahnya kesejahteraan pendidik, dan prekarisasi-proses membuat peserta didik menjadi tenaga kerja rentan.

1. Kekerasan masih menjadi budaya
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top