Lelang Menara Indosat Diminati Banyak Perusahaan
KORAN-JAKARTA.COM | Senin, 09 Sep 2019, 05:00 WIBJAKARTA - Emiten operator selular, PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo sedang menggelar lelang 3.100 menara (tower) untuk mendapatkan dana segar. Proses saat ini memasuki tahap uji tuntas atau due dilligence. Direktur Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, memprediksi harga per menara milik Indosat akan dibuka sekitar 140 ribu dollar AS.
"Angka ini berkaca pada transaksi Indosat dengan Tower Bersama Infrastructure pada 2013, serta transaksi yang dilakukan XL Axiata dengan SUPR pada 2014, dan XL-Protelindo pada 2016," ungkapnya di Jakarta, pekan lalu.

Ket. Diperkirakan harga milik PT Indosat dibuka sekitar 140 ribu dollar AS per menara.
Dalam aksi korporasi tersebut ada lima perusahaan menara yang berminat ikut tender. Beberapa di antaranya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usaha Protelindo, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Centratama Telekomunikasi (CENT), dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Pada 2013 silam, Indosat melepas 2.500 menara ke Tower Bersama Infrastructure senilai 406 juta dollar AS (sebelum dikenakan beberapa penyesuaian harga). Dari total nilai akuisisi tersebut, sebesar 17,98 persen atau 73 juta dollar AS dibayar dalam bentuk saham dari perusahaan menara itu.
Selanjutnya pada 2014, XL Axiata melepas 3.500 menara ke Solusi Tunas Pratama dengan nilai 5,6 triliun rupiah. Dalam transaksi itu pembayarannya dilakukan seluruhnya dalam bentuk tunai. XL menyewa kembali menara yang telah dijual kepada Solusi Tunas Pratama untuk jangka waktu 10 tahun.
Lantas pada 2016 lalu, XL Axiata dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) sebagai pemenang tender 2.500 menara miliknya dengan nilai transaksi sekitar 3,56 triliun rupiah.
Anda mungkin tertarik:
"Kalau dilihat dari transaksi yang dihasilkan serta nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, taksirannya satu menara Indosat itu sekitar 140 ribu rupiah. Faktor lain yang menentukan valuasi menara itu kan tenancy ratio, usia menara, lokasi, harga sewa kembali, dan lainnya," jelas Heru.
Bakal Ketat
Diyakini Heru, proses lelang menara milik Indosat akan ketat karena bisnis infrastruktur telekomunikasi itu menjanjikan margin yang cukup menggiurkan. "Bila ada bisnis di mana penyewanya sudah pasti seperti menara.
Makanya pendanaan tak akan jadi isu bagi buyer, bank asing akan banyak yang support," tukasnya. Dihubungi terpisah, analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, mengatakan nilai sebuah aset akan wajar jika tak jauh berbeda dengan harga di pasar, dan industri bisa menerimanya. "Kalau pasar bisa menyerap, itu artinya harganya wajar segitu. Harga wajar kan dilihat nanti besaran pada pemanfaatannya," katanya.
Sepanjang semester I-2019, Indosat membukukan total pendapatan tumbuh 11,1 persen menjadi 12,3 triliun rupiah, dibandingkan periode sama tahun 2018, sehingga menghasilkan pertumbuhan EBITDA sebesar 26,6 persen atau menjadi 4,4 triliun rupiah, dengan marjin EBITDA mencapai 36,1 persen.
Pendapatan selular tumbuh 15,2 persen menjadi 10 triliun rupiah, dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan yang kuat ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan data sebesar 22,8 persen, sebagai hasil dari pertumbuhan trafik data 68,7 persen.
Hingga Juni 2019, Perseroan mencatatkan belanja modal (capital expendicture/capex) sebesar 5,4 triliun rupiah, meningkat sebesar 101,2 persen dibanding periode yang sama tahun tahun 2018. Basis pelanggan tercatat 56,7 juta, meningkat 6,4 persen dibandingkan kuartal I-2019.
yni/AR-2
Tren Saat Ini
Realtime






