Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Eks Presiden Ahmadinejad Ditahan

KORAN-JAKARTA.COM | Senin, 08 Jan 2018, 01:00 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dilaporkan saat ini tengah menjalani tahanan rumah. Ahmadinejad ditahan karena tuduhan turut memicu kerusuhan dalam aksi unjuk rasa antipemerintah dengan melontarkan hasutan terhadap warga Iran.

DUBAI - Pemerintah Iran dilaporkan pada Minggu (7/1) telah menangkap mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di Kota Shiraz. Ahmadinejad dituding telah memicu kerusuhan dan sejumlah demonstrasi menyusul pernyataan yang dibuatnya sebelumnya di Kota Bushehr.

Eks Presiden Ahmadinejad Ditahan Doc: REUTERS/Caren Firouz

Ket. Mahmoud Ahmadinejad

Pihak berwenang sekarang telah menempatkan Ahmadinejad dalam status tahanan rumah dibawah persetujuan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei.

Surat kabar Al-Quds Al-Arabi berdasarkan keterangan sumber terpercaya di Teheran mewartakan selama kunjungannya ke Kota Bushehr pada akhir Desember 2017, Ahmadinejad mengatakan Iran menderita karena "salah urus". Presiden Iran, Hassan Rouhani dan pemerintahnya, disebut Ahmadinejad telah menguasai Iran sewenang-wenang dengan meyakini masyarakat yang tidak tahu apa-apa.

"Beberapa pemimpin saat ini hidup dengan mengesampingkan masalah dan keprihatinan masyarakat, dan tidak tahu apa-apa tentang realitas masyarakat," ucap Ahmadinejad.

Ketua Peradilan Iran, Amole Larijani, menyebut Ahmadinejad telah menyisipkan hasutan pada banyak demonstrasi antipemerintah. Tuduhan yang sama ditujukan kepada politisi dan ulama Syiah terkemuka, Mehdi Karroubi, dan mantan Perdana Menteri Mir-Hossein Mousavi. Keduanya saat ini dikabarkan berstatus tahanan rumah.

"Saya tidak memiliki anak yang memata-matai Barat, saya tidak memiliki saudara laki-laki yang secara aktif menyelundupkan barang, dan saya tidak mencuri tanah rakyat untuk memelihara ternak saya," kata Ahmadinejad dalam salah satu orasinya.

Aksi unjuk rasa di seluruh wilayah Iran terhitung Minggu kemarin, telah memasuki hari ke-11. Aksi unjuk rasa ini merupakan yang terbesar setelah aksi pergerakan protes pada 2009 setelah terpilihnya kembali Presiden Ahmadinejad.

Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, aksi unjuk rasa telah menewaskan 23 orang. Sementara pihak oposisi mengatakan korban jiwa melebihi angka yang disebut pemerintah yaitu telah mencapai 50 korban jiwa terhitung pada Jumat (5/1) pekan lalu.

Telah Berakhir

Sementara itu, Garda Revolusioner Iran mengklaim unjuk rasa terkait krisis ekonomi yang memicu kerusuhan telah berhasil ditaklukkan. Aksi protes yang digelar sejak 28 Desember lalu dan berujung bentrokan hingga memakan korban tewas, disebut-sebut Teheran telah ditunggangi oleh musuh-musuh asing Iran.

Pernyataan Garda Revolusioner Iran pada Minggu, dikeluarkan setelah anggota parlemen, menteri dalam negeri, para pejabat intelijen, kepala kepolisian, dan wakil komandan Garda Revolusioner Iran, melakukan rapat untuk membahas tantangan terberat yang pernah dihadapi pemerintah Iran sejak 2009.

"Masyarakat revolusioner Iran bersama dengan ribuan pasukan Basij, aparat kepolisian dan kementerian intelijen, telah mengalahkan rantai aksi-aksi kekerasan. Kerusuhan ini telah diciptakan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, zionis Israel, Arab Saudi, para mujahidin dan monarkis," demikian bunyi keterangan yang disampaikan Garda Revolusioner Iran, yang dipublikasi melalui situs Sepahnews.

Lebih dari sepekan unjuk rasa berturut yang dilakukan masyarakat antipemerintah Iran menewaskan 23 orang dan lebih dari 1.000 demonstran ditahan. Aksi protes ini bukan hanya digelar di jantung Ibu Kota Teheran, tetapi total dilakukan di lebih dari 80 kota besar dan kota-kota pinggir Iran. Ribuan kalangan muda dan kalangan pekerja mengutarakan kegeraman mereka atas tindak kejahatan korupsi, tingginya angka pengangguran dan besarnya kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya Iran.

Masyarakat Iran yang dikontak oleh Reuters di sejumlah kota mengatakan aksi-aksi protes sekarang sudah mereda setelah pemerintah Iran mengintensifkan penyerangan yang dilakukan oleh Garda Revolusioner Iran di beberapa provinsi.

Pada Sabtu (6/1) tengah malam, beberapa rekaman video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan kehadiran aparat kepolisian di sejumlah kota, diantaranya di Khorramabad, wilayah selatan Iran, yang sebelumnya para demonstran melemparkan batu ke arah kepolisian antihuru-hara Iran.

Menyusul surutnya aksi protes, pemerintah Iran telah mencabut larangan menggunakan Instagram, salah satu media sosial yang menjadi alat dalam memobilisasi aksi-aksi protes. Namun aplikasi pesan singkat diantaranya Telegram, hingga saat ini masih diblokir.
uci/Al-Arabiya/Rtr/I-1

Like, Comment, or Share:

Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

MRT Jakarta Kaji Perluasan Rute ke Tangerang Selatan Tanpa Dana APBD

Jumat, 11-Jul-2025 | Paundra Zakirulloh

Megapolitan MRT Jakarta Kaji Perluasan ...

PSIM Secara Total Sudah Mendatangkan 17 Pemain

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Olahraga PSIM Secara Total Sudah Men...

Kolaborasi Hijau! Danantara-Jepang Kunci Kerja Sama Strategis

Jumat, 11-Jul-2025 | Muchamad Ismail

Ekonomi Kolaborasi Hijau! Danantara...

APBD Perubahan Jakarta Rp91,8 Triliun. Banyak Sekali!

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Megapolitan APBD Perubahan Jakarta Rp91...

Pemprov DKI Masih Kaji Pelaksanaan Car Free Night di Jakarta

Jumat, 11-Jul-2025 | Paundra Zakirulloh

Megapolitan Pemprov DKI Masih Kaji Pela...

Ternyata RI Bisa Bebas Tarif Trump 0%, Ini Syaratnya

Jumat, 11-Jul-2025 | Selocahyo Basoeki Utomo S

Luar Negeri Ternyata RI Bisa Bebas Tari...
Video Pilihan
Program MBG Harus Beri Manfaat Pada Peningkatan Ekonomi Desa