Pemerintah Harus Kerja Keras untuk Lepas dari Jeratan Korupsi
Foto : Sumber: Transparency International – Litbang KJ/and
» Survei itu menjadi tamparan bagi pemerintah Indonesia saat ini, terutama bagi penegak hukum.
» Pengusaha sulit berkembang karena harus menanggung biaya siluman lewat pungli yang beragam.
JAKARTA – Hasil survei Global Corruption Barometer (GCB) Asia 2020 yang diselenggarakan oleh Transparency International Indonesia (TII) menyebutkan Indonesia masuk ke dalam peringkat tiga besar untuk negara Asia dengan kasus korupsi, nepotisme, dan pemerasan paling buruk.
Survei dengan wawancara terhadap 20 ribu responden dari 17 negara Asia, termasuk Indonesia, itu digelar sejak Maret 2019 hingga September 2020. Survei itu memotret pandangan dan pengalaman warga terhadap korupsi dan penyuapan di Asia.
Mereka mendapati 38 persen responden merasa korupsi meningkat dalam 12 bulan terakhir, 32 persen merasa ada penurunan dan 28 persen sisanya menyatakan tidak ada perubahan kondisi korupsi dari masa lalu.
“Anggota dewan dituduh menjadi yang paling korup, disusul anggota DPRD, dan perdana menteri, pejabat, serta polisi,” sebut survei TII.
Sebaliknya, para bankir justru yang dianggap paling jujur, ketimbang pemimpin agama maupun para panglima militer. Sekitar 74 persen penduduk Asia juga merasa korupsi adalah masalah besar, sedangkan 24 persen lainnya menganggap itu hal biasa.
Di sisi lain, 61 persen responden menganggap pemerintah sudah menangani korupsi dengan baik, sedangkan 37 responden lain menganggap sebaliknya.
“Tiga negara yang dianggap kasus korupsinya paling tinggi di Asia ialah India, Kamboja, dan Indonesia. Untuk kasus nepotisme, Indonesia berada di peringkat kedua setelah India dan peringkat ketiga diraih oleh Tiongkok,” kata pernyataan TII.
Dengan situasi yang miris itu, TII menyarankan pemerintah Indonesia melakukan beberapa pembenahan dengan memberdayakan warga lebih terbuka dan meningkatkan integritas birokrasi dan aparat.
Jadi Tamparan
Menanggapi hasl survei tersebut, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, mengatakan survei itu menjadi tamparan bagi pemerintah Indonesia saat ini, terutama bagi penegak hukum.
Ia pun meminta agar pemerintah, khususnya penegak hukum, bekerja lebih keras membebaskan negeri ini dari jeratan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hasil survei, tambahnya, juga membuat tekad Presiden Jokowi untuk membuat pelayanan publik bebas korupsi, kolusi, dan tranparansi seakan tidak berarti. Sebab, faktanya Indonesia tercatat sebagai negara terkorup.
“Tidak ada cara lain, selain memberi efek jera maksimal bagi para pelaku KKN. Khusus KPK perlu meningkatkan penindakan, karena efek jera ditimbulkan dari situ. Sulit kalau pencegahan yang di kedepankan,” kata Boyamin.
Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Jakarta, Ujang Komarudin, mengatakan jangan heran jika hasil survei TII menempatkan Indonesia peringkat ketiga terkorup di Asia.
Korupsi di Indonesia sudah merata, membudaya, dan sulit diberantas karena hampir seluruh pejabat, jika semua kekayaannya diusut, banyak didapat dengan cara-cara yang tak benar.
Hal yang paling mudah mereka lakukan adalah merongrong para pengusaha dengan mencari-cari kesalahan. Akibatnya, pengusaha sulit berkembang karena harus menanggung biaya siluman lewat pungutan liar (pungli) yang beragam. Pada akhirnya, biaya produksi semakin mahal dan saat produknya dipasarkan ke luar negeri kurang kompetitif.
Lebih Leluasa
Pemerintah, tambahnya, harus punya kemauan yang kuat untuk memberantas praktik-praktik kurang terpuji itu, agar para pengusaha yang ada mendapat kepastian hukum sehingga lebih leluasa memperluas investasinya.
“Jadi, ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk bisa membawa Indonesia paling tidak korupsinya berkurang,” kata Ujang.
Hal senada juga disampaikan Peneliti Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, yang menilai Indonesia masih jadi negara korup karena lemahnya hukum bagi para koruptor.
“Saran saya kepada pemerintah dan penegak hukum, terapkan sistem perampasan kekayaan kepada para pelaku korupsi. Koruptor harus dimiskinkan, baru jera,” kata Jerry. n ags/E-9
Submit a Comment