Vitamin D Selama Kehamilan Tingkatkan Kepadatan Tulang Anak
Foto: IstimewaDalam sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, tim ilmuwan dari Inggris menyelidiki efek suplementasi vitamin D selama kehamilan terhadap kepadatan tulang anak-anak berusia 6 hingga 7 tahun.
Penelitian terbaru di The American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan efek vitamin D selama kehamilan terhadap kepadatan tulang anak-anak berusia 6-7 tahun.
Dilansir dari News Medical, penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah asupan vitamin D oleh ibu hamil dapat secara positif memengaruhi kesehatan tulang anak dan mendapatkan wawasan tentang strategi kesehatan masyarakat yang potensial untuk meningkatkan perkembangan tulang jangka panjang.
Vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang dan memainkan peran kunci dalam keseimbangan kalsium dan pertumbuhan tulang. Terutama selama masa janin dan awal pascakelahiran, kadar vitamin D telah dikaitkan dengan perkembangan tulang, yang menunjukkan bahwa status vitamin D ibu dapat memengaruhi kepadatan tulang bayi di masa depan dan kekuatan tulang secara keseluruhan.
Studi observasional telah menemukan bahwa kadar vitamin D ibu yang lebih tinggi selama kehamilan berhubungan dengan kepadatan mineral tulang (BMD) dan kandungan mineral tulang (BMC) yang lebih tinggi pada anak-anak di berbagai usia, termasuk saat lahir dan pada masa kanak-kanak.
Namun, temuan tersebut tidak konsisten mengenai durasi manfaat dan dosis suplementasi, dan apakah manfaat ini bertahan atau berkurang selama masa kanak-kanak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan analisis posthoc eksploratif terhadap Maternal Vitamin D Osteoporosis Study (uji coba MAVIDOS) untuk memeriksa apakah suplementasi vitamin D selama masa kehamilan terus memberikan efek positif terhadap BMD anak pada usia 6 hingga 7 tahun.
Percobaan MAVIDOS adalah studi acak, tersamar ganda, terkontrol yang mengevaluasi efek suplementasi vitamin D selama kehamilan terhadap kepadatan tulang anak pada usia 4 tahun.
Partisipan hamil, yang diskrining di tiga rumah sakit di Inggris dan dalam usia kehamilan 14 minggu, direkrut jika mereka berusia di atas 18 tahun, mengandung janin tunggal, dan memiliki kadar vitamin D dalam darah antara 25 dan 100 nanomol per liter.
Dalam uji coba tersebut, para peserta secara acak ditugaskan untuk menerima 1.000 unit internasional (IU) cholecalciferol (vitamin D3) atau plasebo dari usia kehamilan sekitar 14 minggu hingga melahirkan. Para peserta tidak mengetahui kelompok mana yang ditugaskan pada mereka, tetapi semua peserta diberikan perawatan antenatal standar. Setelah lahir, catatan rinci tentang usia kehamilan, berat badan lahir, dan durasi menyusui dikumpulkan, dan tindak lanjut dilakukan pada usia 4 dan 6 hingga 7 tahun.
Selain itu, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik anak-anak dinilai pada setiap tindak lanjut, dan pemindaian absorptiometri sinar-X dual-energi dilakukan untuk mengukur area tulang, kepadatan mineral tulang yang tampak (BMAD), BMD, dan BMC untuk tulang belakang lumbal dan seluruh tubuh.
Pemindaian ini memungkinkan para peneliti untuk mendapatkan metrik tulang yang terperinci sambil mengoreksi variabel seperti usia anak, tinggi badan, dan berat badan.
Analisis statistik terdiri dari regresi linier untuk membandingkan hasil kepadatan tulang antara kelompok vitamin D dan plasebo sambil menyesuaikan dengan pembaur potensial seperti durasi menyusui, penggunaan vitamin D tambahan, dan aktivitas fisik. Para peneliti juga menilai apakah efeknya bervariasi berdasarkan jenis kelamin anak.
Studi ini menemukan bahwa suplementasi vitamin D ibu menyebabkan BMD dan BMAS yang lebih tinggi pada anak-anak di usia 6 hingga 7 tahun dibandingkan dengan suplementasi dengan plasebo.
Anak-anak dari ibu yang mengonsumsi suplemen vitamin D selama kehamilan menunjukkan peningkatan 0,18 standar deviasi pada BMD seluruh tubuh dan peningkatan serupa pada BMAD, sementara massa tanpa lemak juga ditemukan sedikit lebih tinggi. Efek-efek ini tampak stabil dari waktu ke waktu, karena perbedaan positif terlihat konstan pada usia 4 tahun dan usia 6 dan 7 tahun.
Selain itu, anak-anak dalam kelompok yang diberi suplemen menunjukkan kandungan mineral yang lebih tinggi di tulang mereka dan BMD yang lebih tinggi di daerah tulang belakang lumbal.
Pengukuran untuk seluruh tubuh lebih konsisten dari waktu ke waktu, menunjukkan manfaat jangka panjang dari suplementasi vitamin D prenatal terhadap pertumbuhan tulang secara umum.
Pada pemindaian tulang belakang lumbal, efek positif yang konstan tercatat pada BMD dan BMAD, sementara area tulang dan efek BMC lebih kuat pada usia 4 tahun dan mengecil pada usia 6 dan 7 tahun.
Kelompok suplementasi juga menunjukkan peningkatan massa tanpa lemak, menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D prenatal memiliki efek menguntungkan pada komposisi tubuh dan struktur tulang. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efek berdasarkan jenis kelamin anak atau kadar vitamin D awal ibu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D prenatal memberikan manfaat kesehatan tulang jangka panjang bagi anak-anak tanpa efek samping yang nyata. Para peneliti percaya bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah efek menguntungkan berlanjut hingga dewasa. Wawasan ini dapat membantu merumuskan strategi kesehatan tingkat populasi untuk meningkatkan kesehatan tulang.
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 5 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
Berita Terkini
- Roemah Koffie Tawarkan Waralaba Berjualan Kopi di Atas Mobil
- Vitamin D Selama Kehamilan Tingkatkan Kepadatan Tulang Anak
- Jangan Sampai Kehabisan, 39.000 Tiket Kereta Harga Promo Ditawarkan di KAI Expo 2024
- Riset: Mikroplastik Ada di Mana-mana, Bahkan pada Napas Lumba-lumba
- Kabar Baik, Kasus DBD di Jakarta Barat Terus Menurun