
Ukraina Khawatir Berubah dari Sekutu Jadi Negara Penerima Utang Besar
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Foto: istimewaJAKARTA - Pihak berwewenang Ukraina menyatakan kekhawatirannya karena negara tersebut telah berubah menjadi penerima utang besar dari Amerika Serikat (AS) sejak Donald Trump menjadi presiden
Surat kabar Economist yang mengutip sumber pemerintah Ukraina seperti diberitakan Antara menyatakan bahwa Trump tidak tahan dengan Ukraina.
“Kita dalam tujuh minggu telah berubah dari sekutu menjadi penerima bantuan, dan dengan utang yang tak terbayangkan,” kata sumber itu kepada Economist.
Beberapa pejabat Ukraina mengklaim bahwa keputusan Trump untuk menghentikan berbagi data intelijen dengan Kyiv merupakan pukulan yang tidak terduga, kata surat kabar itu.
Mereka juga mengatakan bahwa Amerika berbohong ketika mereka mengklaim bahwa angkatan bersenjata Ukraina memiliki semua yang mereka butuhkan untuk membela diri.
Seorang perwira intelijen Ukraina dilaporkan mengatakan bahwa Trump berusaha membuat Ukraina lebih mudah diajak berunding dengan mencabut pengaruh teritorialnya.
Minggu lalu, pasukan Russia melancarkan serangan besar-besaran di Wilayah Kursk dan membebaskan lebih dari 1.100 kilometer (425 mil persegi) wilayah dalam beberapa hari.
Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan dalam rapat komando dengan Presiden Russia Vladimir Putin Rabu lalu bahwa pasukan Russia telah membebaskan lebih dari 86 persen wilayah yang sebelumnya diduduki Ukraina di Wilayah Kursk.
Ia mengatakan pasukan Ukraina dikepung di Wilayah Kursk dan secara bertahap disingkirkan, sementara pasukan Russia maju ke wilayah Sumy Ukraina melalui beberapa segmen perbatasan.
Identifikasi Kebutuhan Pertahanan
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (17/3) menginstruksikan kepada pemimpin militer negaranya untuk mengidentifikasi kebutuhan pertahanan Kyiv.
“Kami membahas situasi di garis depan dan keterlibatan mitra dalam menjamin keamanan Ukraina. Saya telah menetapkan sejumlah tujuan utama,” kata Zelenskyy di platform X seusai bertemu Menteri Pertahanan Rustem Umerov dan Kepala Staf Umum Andrii Hnatov.
Zelenskyy menyatakan bahwa dirinya telah memerintahkan Umerov untuk segera membentuk tim yang akan berkomunikasi dengan mitra Kyiv guna membahas "seluruh perincian sistem keamanan yang dibutuhkan Ukraina" serta pelaksanaan keputusan yang telah disepakati di tingkat militer dan politik.
“Tim tersebut harus segera terlibat dalam pertemuan perwakilan militer yang akan berlangsung di London pekan ini,” kata Zelenskyy.
Dia juga menginstruksikan Hnatov untuk mempercepat pembentukan sistem korps dalam militer serta melakukan audit terhadap kebutuhan terkini brigade tempur Ukraina.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
- 4 RPP Keamanan Pangan Digodok, Bapanas Siap Dukung Prosesnya
- 5 BEI Catat Ada 25 Perusahaan Beraset Besar Antre IPO di Pasar Modal, Apa Saja?
Berita Terkini
-
Nero, Kaisar Paling Kontroversial dalam Sejarah Romawi
-
Petani Binaan Yayasan Astra Terus Komitmen & Konsisten Kembangkan Komoditas Kopi dan Kakao di Manggarai Timur
-
Kolaborasi Nippon Paint bersama Masyarakat Ekonomi Syariah Optimalkan Peran Masjid dalam Pemberdayaan Umat
-
Keanu Reeves "Me Time" Naik Harley-Davidson Seharga $110.000
-
Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar mulai ramai pemudik