Sentimen Miring CEO Raksasa Migas Bisa Abaikan Agenda Iklim untuk Negara Berkembang
Sultan Al Jaber, presiden KTT iklim COP28 dan CEO Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi pada 8 Juni 2023, di Bonn, Jerman.
Ibrahim Ozdemir, Clark University
Pada Desember 2023, delegasi dari seluruh negara akan bertemu di Uni Emirat Arab (UEA) untuk Konferensi Tingkat Tinggi Iklim Global ke-28 atau COP 28.
Perundingan ini penting agar dunia bisa mencapai kesepakatan untuk menghindari perubahan iklim yang berbahaya. Sayangnya, kepercayaan global terhadap COP28 berada di tingkat yang rendah. Salah satunya disebabkan oleh pimpinan tertingginya.
UEA memicu kontroversi pada Januari 2023 saat mengumumkan bahwa Sultan Ahmed al-Jaber, CEO Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (ADNOC) - akan menjadi presiden COP 28. Jabatan ini membuat Jaber memiliki kekuasaan besar atas agenda-agenda rapat.
Amerika Serikat (AS) dan politikus Eropa sempat menuntut pengunduran diri al-Jaber. Mantan Wakil Presiden AS Al Gore sampai menuding bahwa kepentingan bahan bakar fosil telah "merasuki proses di Perserikatan Bangsa Bangsa hingga tingkat yang meresahkan, bahkan menempatkan CEO salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia sebagai presiden COP 28."
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya