Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sentimen Miring CEO Raksasa Migas Bisa Abaikan Agenda Iklim untuk Negara Berkembang

Foto : THE Intercept/GI/Sascha Schuermann

Sultan Al Jaber, presiden KTT iklim COP28 dan CEO Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi pada 8 Juni 2023, di Bonn, Jerman.

A   A   A   Pengaturan Font

Agenda COP28 yang UEA promosikan juga menawarkan jalur menjanjikan untuk mempercepat transisi bahan bakar fosil global.

Agenda tersebut mencakup tujuan peningkatan kapasitas energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat dalam tujuh tahun ke depan. Ekspansi besar-besaran ini berpeluang memangkas ongkos investasi energi terbarukan dan mengalahkan nilai keekonomian bahan bakar fosil dengan cepat, setidaknya dalam 20 tahun ke depan.

COP28 juga mengagendakan pertemuan agar negara-negara setuju menghilangkan produksi bahan bakar fosil di mana emisi karbon tidak dapat ditangkap pada pertengahan abad ini. Kesepakatan tersebut dapat mempercepat peningkatan penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon secara komersial.

Restrukturisasi pendanaan iklim agar berbiaya rendah dan mengurangi beban utang, seperti yang diusulkan oleh kepresidenan UEA, pada akhirnya dapat membuat dana triliunan dolar mengalir. Dana ini sangat dibutuhkan negara berkembang untuk transisi energi sembari melakukan industrialisasi. Apalagi, kekurangan pendanaan adalah hambatan utama transisi energi di negara berkembang sehingga agenda ini dalam COP 28 sangatlah penting.

Kabar bahwa CEO perusahaan minyak memimpin pertemuan puncak perubahan iklim merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi siapa pun yang mengupayakan aksi cepat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Kita juga masih harus dilihat seberapa besar dedikasi UEA dalam kebijakan-kebijakan ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top