Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semua Harus Waspada, Jokowi Sampaikan Dampak Nyata Krisis Pangan Global di Rakernas PDIP

Foto : ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Presiden Joko Widodo menghadiri Pembukaan Rakernas IV PDIP di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dampak nyata perubahan iklim dan geopolitik global pada krisis pangan yang kini melanda masyarakat dunia.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat berpidato dalam agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP IV Tahun 2023 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat.

"Tema di Rakernas IV sangat relevan dengan keadaan yang kita hadapi yang bukan sesuatu yang sangat gampang, tapi betul-betul sesuatu yang tidak mudah untuk diselesaikan, karena ini menyangkut ancaman perubahan iklim, nyata dan sangat kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini," katanya diikuti dari YouTube PDIP di Jakarta.

Ia mengatakan perubahan iklim telah membawa dampak pada perubahan kenaikan suhu bumi serta kekeringan di berbagai negara karena kemarau panjang.

Situasi itu, kata Jokowi, juga dirasakan di Indonesia yang ditandai dengan gagal tanam dan gagal panen karena fenomena super El Nino yang melanda tujuh provinsi di Indonesia.

Dilansir dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan wilayah terdampak itu meliputi Sumatera bagian tengah hingga selatan, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.

Jokowi mengatakan kondisi itu telah mempengaruhi pasokan pangan bagi kebutuhan rakyat Indonesia.

"Plus ditambah yang kedua, yang pertama ancaman perubahan iklim, yang kedua berkaitan dengan geopolitik dunia yang juga berpengaruh pada pasokan pangan," katanya.

Menurut Jokowi perang Rusia-Ukraina juga memicu moratorium sebanyak 207 juta ton impor komoditas gandum di pasar mancanegara.

Ukraina menangguhkan impor 77 juta ton gandum, sedangkan Rusia menangguhkan 130 juta ton gandum akibat masalah keamanan laut di tengah perang kedua negara.

"Kita impor gandum 11 juta ton dan hampir 30 persen berasal dari Ukraina dan Rusia karena di sana produsen gandum terbesar dunia," ujarnya.

Keadaan itu memicu kenaikan harga pangan secara drastis yang terjadi di Afrika, Asia, maupun di Eropa, kata Jokowi menambahkan.

"Bahkan kemarin saya membaca di sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi, karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan," tuturnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top