Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Sekitar 3.000 Bebek Akan Musnahkan di Jepang Setelah Terdeteksi Wabah Baru Flu Burung

Foto : Antara/FAO

Ilustrasi unggas yang akan divaksin untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung.

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mencegah penularan yang tak terkendali, sekitar 3.000 bebek akan musnahkan di Jepang setelah terdeteksi wabah baru flu burung.

Tokyo - Sekitar 3.000 bebek akan dimusnahkan di Jepang setelah pendeteksian wabah baru flu burung di sebuah peternakan unggas di Prefektur Saitama, yang berlokasi di utara Tokyo, menurut pemerintah lokal, Kamis.

"Sebuah kasus yang mencurigakan terdeteksi di sebuah peternakan unggas di kota Gyoda. Hari ini, dari hasil pemeriksaan terperinci, infeksi flu burung yang sangat patogen dikonfirmasi," kata pemerintah lokal dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pemusnahan sekitar 3.000 bebek di peternakan unggas tersebut sedang dilakukan, dan pihak berwenang setempat memberlakukan karantina terhadap transportasi unggas dalam radius tiga kilometer.

Disinfeksi peternakan unggas dan peralatannya diharapkan selesai pada 29 Januari, kata pernyataan tersebut.

Menimbang wabah terbaru, jumlah ayam yang dimusnahkan di Jepang musim ini mendekati 11 juta, yang merupakan angka tertinggi sepanjang masa di Jepang.

Pada musim sebelumnya, dari November 2020 sampai akhir Maret 2021 --saat industri unggas Jepang mengalami kerugian paling parah akibat flu burung-- sebanyak 9,87 juta ayam dimusnahkan, dan ada 52 wabah yang terjadi di 18 prefektur.

Para ahli menjelaskan wabah itu terkait dengan fakta bahwa burung yang bermigrasi telah kembali lebih awal dari biasanya pada tahun ini sehingga infeksi menyebar dengan cepat ke seluruh kawasan.

Flu burung telah menyebabkan harga telur ayam - yang sudah tinggi di tengah inflasi dan naiknya harga produk makanan - melonjak ke angka tertinggi dalam 29 tahun terakhir.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top