Saatnya Wujudkan Perdamaian yang Laggeng, Putin Siap Bertemu Trump untuk Bahas Pelucutan Senjata Nuklir
Presiden AS Donald Trump.
Foto: ANTARA/AnadoluMOSKOW- Presiden Russia Vladimir Putin siap bertemu dan berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas berbagai isu, termasuk pelucutan senjata nuklir, kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Jumat (24/1).
"Putin siap. Kami menunggu sinyal... semua sudah disiapkan. Tak ada gunanya berspekulasi. Jika sudah ada kejelasan, kami akan beri tahu Anda," kata Peskov kepada pers di Moskow.
Seperti dikutip dari Antara, Peskov mengatakan Moskow siap berunding dengan Washington soal pelucutan senjata nuklir, asalkan kapasitas nuklir sekutu-sekutu AS seperti Inggris dan Prancis juga ikut diperhitungkan.
Peskov mengatakan Russia ingin memulai proses negosiasi secepat mungkin demi stabilitas global dan kesejahteraan kedua negara.
"Namun, kenyataan saat ini mengharuskan semua potensi nuklir, termasuk milik Prancis dan Inggris, untuk dipertimbangkan. Tidak mungkin mengabaikan kemampuan (nuklir) mereka dalam dialog," kata Peskov.
Upaya Denuklirisasi
Dia menambahkan banyak waktu terbuang sia-sia dalam upaya denuklirisasi karena AS menghentikan kontak dengan Russia terkait masalah itu.
"Kerangka hukum yang mengatur pengendalian senjata telah hancur, dan itu bukan kesalahan Russia. AS-lah yang menarik diri dari perjanjian internasional, yang akhirnya menghancurkan kerangka ini," kata Peskov.
Menanggapi pernyataan Trump bahwa konflik di Ukraina akan selesai dengan menurunkan harga minyak, Peskov mengatakan konflik tersebut tidak ada kaitannya dengan harga minyak.
"Konflik ini bermula dari ancaman terhadap keamanan nasional Russia, keselamatan warga Russia yang tinggal di wilayah tertentu, dan penolakan warga Amerika dan Eropa untuk menanggapi kekhawatiran Russia. Harga minyak tidak ada kaitannya dengan hal ini," kata Peskov.
Menanggapi laporan media bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy siap berunding dengan Russia, Peskov berpendapat laporan itu tidak berdasar, karena Zelenskyy secara hukum telah melarang negosiasi apa pun dengan Moskow.
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 3 Sekolah Swasta Gratis Akan Diuji Coba di Jakarta
- 4 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 5 Tetap Saja Marak, Satgas PASTI Kembali Blokir 796 Situs Pinjol dan Investasi Ilegal pada Oktober-Desember 2024
Berita Terkini
- Presiden Prabowo Akui Belajar Penghapusan Kemiskinan dari India
- Tegas! Unand Tak Beri Toleransi Dosen Plagiat
- Kemenkomdigi Jalin Kerja Sama Strategis di Bidang Digital dengan India
- Rel Kereta Ambles, KAI Daop Semarang: 10 Perjalanan KA Dibatalkan
- Gelar Kuliah Umum, PIP Semarang Hadirkan Ketua Alumni Lintas Kampus Pelayaran