
Hubungan Russia-AS Diyakini Semakin Baik di era Trump
Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov.
Foto: AntaraJakarta - Duta Besar Federasi Russia untuk Indonesia Sergei Tolchenov optimistis hubungan antara Russia dan Amerika Serikat (AS) akan memulih dan jadi semakin baik di era Presiden Donald Trump.
“Saya sangat optimistis karena pemerintahan AS benar-benar telah mengubah posisinya sekarang, tidak seperti pemerintahan sebelumnya yang tampak ingin menghukum Russia dengan bermacam dalih,” kata Dubes Tolchenov dalam taklimat pers Kedutaan Besar Russia di Jakarta, Kamis (13/3).
AS dan Russia kali ini berhasil menemukan titik temu dari kepentingan negara masing-masing dan berkomitmen menguatkan kerja sama pada titik tersebut, ucap dia.
Dengan pemulihan hubungan ini, Tolchenov meyakini bahwa kedua negara akan siap berdialog di sektor-sektor kerja sama bilateral dalam waktu dekat, bahkan hingga aspek pertahanan dan keamanan.
Di samping itu, Dubes Russia memandang perbaikan hubungan AS-Russia, selain bermanfaat bagi kedua negara, juga akan memberi kelegaan khususnya bagi para diplomat Russia yang bertugas di Amerika Serikat.
Ia menyebut bahwa di tengah ketegangan hubungan AS-Russia selama ini, pejabat dan diplomat Rusia yang hendak bepergian ke AS sulit mendapat visa, sementara pergerakan diplomat Rusia di Negeri Paman Sam jadi terbatas.
“Kolega saya di Washington DC, misalnya, kesulitan jika harus ke luar kota karena mereka harus mengajukan izin, tetapi belum tentu diterima,” kata Dubes.
Namun, Tolchenov melihat bahwa setelah Donald Trump memimpin, terlihat itikad baik AS untuk “mengubah situasi jadi lebih normal bagi diplomat Rusia untuk beraktivitas di AS.”
“Meski pemerintahan Trump baru berjalan dua bulan, proses menuju pemulihan telah dimulai, dan saya harap hubungan kami akan berkembang di banyak sektor,” ucap Dubes Russia, menambahkan.
Setelah menjadi Presiden AS pada 20 Januari, Donald Trump semakin menunjukkan niatnya untuk memulihkan hubungan dan mengintensifkan komunikasi dengan Russia serta Presiden Vladimir Putin, khususnya terkait isu perang di Ukraina.
Pada 12 Februari, pemimpin kedua negara tersebut juga melakukan percakapan via telepon yang berlangsung hampir satu setengah jam. Dalam perbincangan tersebut, mereka membahas berbagai isu, termasuk pertukaran warga negara Russia dan AS, serta penyelesaian konflik di Ukraina.
Berita Trending
- 1 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
- 2 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 3 Lingkungan Hidup, Pemerintah Bakal Terapkan Sanksi Paksaan di Puncak
- 4 TNI-Polri Bersinergi Menjaga Kamtibmas Puncak Jaya
- 5 Pengemudi Ojol Bisa Bergembira Rayakan Lebaran, BHR Jadi Titik Temunya
Berita Terkini
-
Jelang Lebaran Kantong 1,8 Juta Guru di Indonesia Bakal Menebal, Tunjangan Sertifikasi Ditransfer Langsun
-
Pemprov Jakarta Hadirkan Paket Wisata Lebaran
-
Pakar ITS Ungkap Kaitan Blending dan RON dengan Kualitas Bahan Bakar
-
Penelusuran Tujuh Gua Dalam Perut Bumi di Desa Hariang Lebak Banten
-
Wali Kota Eri Targetkan Banjir Surabaya Selatan Tuntas 2025