Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 14 Mar 2025, 00:00 WIB

Puncak Panen Raya Tiba, Peluang untuk Memperkuat Stok Pangan

Cadangan Pangan l Produksi Beras pada Maret-April 2025 Diprediksi Capai 10,45 Juta Ton

Foto: antara

JAKARTA – Puncak panen raya padi bakal dimulai pada Maret ini dengan proyeksi produksi beras bisa mencapai 5,48 juta ton. Dibandingkan dengan kebutuhan beras untuk konsumsi bulanan, masih akan ada surplus setidaknya 2,74 juta ton pada Maret ini.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, prediksi puncak panen raya padi di Maret 2025, ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS melaporkan puncak panen raya tahun ini akan jatuh pada periode Maret dan April 2025 dengan estimasi produksi beras total mencapai 10,45 juta ton. Produksi ini paling tinggi dalam 3 tahun terakhir pada periode sama.

Produksi beras pada Maret ini bisa mencapai 5,48 juta ton, sedangkan menurut proyeksi neraca pangan kebutuhan, konsumsi pada bulan ini ditaksir sebesar 2,74 juta ton. "Sementara produksi April diperkirakan 4,97 juta ton dengan kebutuhan konsumsi 2,54 juta ton. Surplus pun bisa berkisar 2,43 juta ton," ungkapnya di Jakarta, Kamis (13/3).

Karena itu, lanjut Arief, momentum ini harus dioptimalkan untuk memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). “Saat ini, waktunya Bulog menyerap secara maksimal hasil produksi panen petani dalam negeri," ucap Arief.

Dia menyebutkan realisasi serapan Bulog masih sekitar 250 ribuan ton. Karenanya, pada Maret ini dan April mendatang, Bulog saatnya fokus dan terus menaikkan kuantitas serapan gabah/ beras dengan harga sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, yakni 6.500 rupiah per kilogram (kg).

Adapun hingga 11 Maret, realisasi serapan setara beras oleh Bulog mencapai 255 ribu ton atau 8,52 persen dari total target 3 juta ton setara beras. Pemerintah menginginkan kecukupan stok beras yang dikelola Bulog harus berasal dari produksi dalam negeri.

Lebih lanjut Arief mengungkapkan, stok CBP yang memadai menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Stok CBP dapat dipergunakan pemerintah tatkala terjadi fluktuasi harga di pasar atau stimulus bantuan ke masyarakat berpendapatan rendah.

Instruksi Presiden

Adapun Presiden Prabowo menerima laporan dari Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, terkait ketahanan pangan dan stabilitas harga kebutuhan pokok di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/3). Dalam pertemuan tersebut, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga produksi pertanian nasional agar tetap surplus di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara.

Sudaryono menjelaskan produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Presiden Prabowo pun meminta agar tren positif ini dapat dipertahankan.

“Makanya ini minta untuk dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan, ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, kemudian ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya," ujar Sudaryono kepada media seusai pertemuan tersebut.

Lebih lanjut, rapat juga membahas upaya peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak perlu melakukan impor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5-6 juta ton.

Untuk memastikan peningkatan produksi, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Petani diharapkan segera menanam kembali setelah panen agar dalam satu tahun bisa melakukan panen hingga tiga kali.

"Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu nggak boleh lama," kata Sudaryono.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.