Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dr. Saptarining Wulan Pakar Diversifikasi Pangan dan Dosen Gastronomi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Pertanian Pangan Kita Melawan Alam

Foto : ISTIMEWA

Dr. Saptarining Wulan Pakar Diversifikasi Pangan dan Dosen Gastronomi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

A   A   A   Pengaturan Font

Tadi disampaikan kita memiliki sekitar 77 jenis tanaman lokal yang mengandung karbohidrat. Apakah pangan lokal itu dijamin lebih aman dibanding pangan luar?

Oo … tentu. Namanya saja pangan lokal, pasti berasal dari lokal daerah setempat. Namanya pangan lokal, dari aspek lingkungan itu pasti tumbuh subur sudah sesuai dengan kondisi alam lingkungan setempat, baik cuacanya, iklimnya, kesuburan tanahnya, kondisi airnya. Di era perubahan iklim ini, tanaman lokallah yang paling cocok dikembangkan dan paling membantu kita dalam keadaan urgen sekalipun. Seperti halnya pada saat Covid-19 kemarin, dalam keadaan genting, kita tidak ada pergerakan, stay di rumah, tidak ada kegiatan ekspor-impor, kegitan transportasi-distribusi terbatas, tapi kita semua perlu makan. Pahlawan kita pada saat itu salah satunya adalah petani. Muncul kekhawatiran akan kekurangan beras pada saat itu. Dalam keadaaan urgen tersebut maka tanaman pangan lokal muncul untuk menenangkan kita. Pada saat itu, Menteri Pertanian menyampaikan pesan bahwa, "Tenang, kita tidak akan kekurangan pangan, kita punya cadangan sagu". Namun sering berjalannya waktu. .. nama sagu sudah berangsur tak terdengar, beberapa tahun kemudian muncul nama sSorghum … sepertinya nasibnya akan sama nama sagu yang pernah disebut-sebut sebelumnya.

Pangan lokal, selain aman dari aspek lingkungan, ia juga aman bagi tubuh kita. Pangan lokal yang dulunya juga menjadi makanan pokok nenek moyang kita, mikroba dalam pencernaan nenek moyang kita diturunkan kepada generasi turunannya. Jadi, pangan lokal paling cocok dengan pencernaan tubuh kita.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top