Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dr. Saptarining Wulan Pakar Diversifikasi Pangan dan Dosen Gastronomi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Pertanian Pangan Kita Melawan Alam

Foto : ISTIMEWA

Dr. Saptarining Wulan Pakar Diversifikasi Pangan dan Dosen Gastronomi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

A   A   A   Pengaturan Font

Bisa dijelaskan lebih jauh mengenai vegetasi hutan hujan tropis Indonesia?

Kondisi vegetasi hutan tropis di Indonesia, dengan akar-akar pohon yang kuat, serta tutupan kanopi dari pohon sangat berfungsi dengan dua musim di Indonesia. Apabila musim penghujan, akar-akar pohon di vegetasi hutan hujan tropis akan menyerap dan menahan air di dalam tanah sehingga tidak menimbulkan banjir dan tanah longsor; dan apabila musim kemarau, vegetasi hutan hujan tropis tersebut akan mengeluarkan air sedikit demi sedikit untuk kepentingan makhluk hidup di sekitarnya. Inilah anugerah Allah Yang Maha Kuasa untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Tapi karena kita mengubah alam, dari vegetasi hutan hujan tropis ke persawahan monokultur maka akar-akar tanaman padi tidak mampu menahan air hujan di waktu musim hujan dan mengeluarkan air di saat musim kemarau seperti fungsi vegetasi hutan hujan tropis, karena akar-akar padi adalah akar serabut pendek yang tidak mampu untuk menahan dan menyimpan air hujan dalam jumlah besar.

Bagaimana dengan diversifikasi pangan itu sendiri?

Pada zaman nenek moyang kita, diversifikasi pangan sudah berjalan sesuai dengan kekayaan alam yang tumbuh disekitarnya. Sebagai contoh, di Gunung Kidul, Jawa Tengah, tumbuh subur tanaman singkong, maka makanan pokok mereka pada umumnya adalah singkong yang diolah menjadi gaplek dan dibuat menjadi tiwul sebagai sumber karbohidrat untuk makanan pokok mereka. Kemudian di wilayah Indonesia Bagian Timur, banyak dijumpai pohon sagu di hutan, maka makanan pokok mereka adalah sagu diolah menjadi papeda, kapurung, sinoli, dan onyop. Di Papua pegunungan, tumbuh subur aneka umbi-imbian, maka makanan pokok mereka adalah umbi-umbian yang mereka peroleh dari dalam hutan yang subur. Kita memiliki sekitar 77 jenis tanaman sumber peroleh dari hutan yang subur. Begitu pula di Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak tumbuh sorghum, maka masyarkaat di sekitar sudah terbiasa konsumsi beras sorghum, atau olahan dari tepung sorghum.

Wah, makin menarik membahas soal potensi diversifikasi pangan ini?
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top