Letak Indonesia Pengaruhi Aktivitas Gunung Api
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan
Foto: ISTIMEWAPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merupakan satuan kerja di bawah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun PVMBG bertugas memantau gunung berapi, melakukan mitigasi bencana, penelitian vulkanologi di Indonesia, memberikan peringatan dini dan rekomendasi tindakan untuk mengurangi risiko bencana vulkanik.
Saat ini, banyak gunung api di Indonesia yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas berupa erupsi. Bahkan erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat telah memakan korban sedikitnya 23 pendaki.1Terkait dengan kondisi gunung api di Indonesia saat ini, wartawan Koran Jakarta, Erick W Sabini, berkesempatan mewawancarai Kepala PVMBG, Dr. Ir. Hendra Gunawan, dalam beberapa kesempatan. Berikut kutipan wawancaranya.
Apa tugas PVMBG ini sehari-hari?
- Baca Juga: TPS Liar Menjamur di Bekasi
Beberapa gunung api aktif di Indonesia menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapiannya dalam beberapa hari terakhir yang dipantau secara terus-menerus 24 jam melalui pos pengamatan gunung api pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.
Hingga saat ini, ada 68 gunung api yang dipantau secara terus-menerus melalui 75 pos pengamatan gunung api di seluruh Indonesia, sebagai salah satu mitigasi erupsi gunung api. Aktivitas gunung-gunung itu dipantau terus-menerus selama 24 jam.
Seperti apa gambaran dampak dari erupsi gunung api?
Erupsi gunung api dapat berdampak luas bagi penduduk di sekitarnya, tidak kurang dari 4,5 juta jiwa bermukim dan beraktivitas di sekitar gunung api aktif, sehingga risiko bencana erupsi gunung api sangat besar. Kami secara rutin menyampaikan informasi dan berkoordinasi dengan adanya aktivitas gunung api tersebut kepada para pemangku kepentingan terkait.
Seperti apa perkembangan masing masing gunung api?
Berdasarkan pemantauan dan monitoring yang dilakukan, hingga akhir bulan November 2023 tercatat gunung api pada Tingkat Aktivitas Level III (Siaga) sebanyak tiga gunung api, yaitu Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru, dan Tingkat Aktivitas Level II (Waspada) sebanyak 18 gunung api. Sementara gunung api pada Tingkat Aktivitas Level I (Normal) sebanyak 47 gunung api yang kondisinya belum menunjukkan adanya peningkatan aktivitas.
Kenapa aktivitas gunung api di Indonesia saat ini terjadi di banyak gunung api?
Itu dipengaruhi letak Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia, ketiga lempeng tersebut bergerak saling bertumbukan. Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi. Bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api.
Proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur dengan batuan mantel, sebagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadinya erupsi secara periodik dari gunung api.
Berapa jumlah gunung api di Indonesia?
Di Indonesia tersebar sebanyak 127 gunung api (sekitar 13 persen jumlah gunung api di dunia). Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, membentang dari ujung barat sampai timur, yaitu dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud. Beberapa gunung api menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapian, di antaranya Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.
Coba dijelaskan perkembangan Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.
Gunungapi Lokon terdapat di Kota Administratif Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung api (PPGA) yang berada di Kelurahan Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Tingkat aktivitas Gunung Lokon saat ini masih tetap Level II (Waspada).
Berdasarkan catatan Petugas Pos Gunung Lokon menunjukkan peningkatan aktivitas asap kawah sejak pukul 00:00-06:00 Wita tercatat setinggi 25-150 m dari kawah Tompaluan yang diikuti oleh peningkatan kegempaan berupa gempa Vulkanik Dangkal sebanyak 25 kejadian, lima kali gempa Vulkanik Dalam, tiga kali gempa Embusan dan tiga kali gempa Tektonik Jauh.
Berdasarkan data visual dan instrumental terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa Vulkanik Dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas embusan.
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik. Erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapilli sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas erupsi secara tiba-tiba.
Selain masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar pada sungai yang berhulu di puncak, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Kalau untuk Gunung Anak Krakatau?
Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, yang berlokasi di Lampung pada tanggal 05 Desember 2023 pukul 16:25 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 m di atas puncak (1.157 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 49 detik dan tidak terdengar suara dentuman.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Kalau aktivitas Gunung Anak Krakatau?
Pemantauan petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau hingga pukul 09.53 WIB pagi ini teramati tinggi kolom abu kurang lebih 500 m di atas puncak (kurang lebih 657 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 54 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 37 detik.
Tidak terdengar suara dentuman. Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi,masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Bagaimana perkembangan terbaru aktivitas Gunung Merapi?
Berdasar hasil pengamatan hingga pagi ini, Rabu 6 Desember 2023, pukul 06.00 WIB, Status Gunung Merapi dan Gunung Marapi berada pada status Level II atau Waspada, sedang Gunung Anak Krakatau hingga pukul 09:53 WIB berada pada Level III atau Siaga.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi (2968 mdpl) yang berada di Jawa Tengah-DIY secara visual teramati 15 kali guguran lava ke arah Barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter serta 4 kali guguran lava ke arah Selatan (Kali Boyong) dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter.
Apa potensi bahayanya?
Potensi bahaya yang timbul saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Apa imbauan untuk masyarakat?
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan ke giatan apa pun di daerah potensi bahaya tersebut dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Gunung Api Marapi Sumbar baru erupsi 3 Desember lalu. Bagaimana kejadiannya?
Gunung api Marapi (2.981 meter) secara administratif terletak dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Gunung Marapi dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Jl Prof Hazairin No 168 Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Marapi (2891 mdpl) di Sumatera Barat hingga 06.00 WIB pagi ini. Teramati asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 m di atas puncak kawah. Asap condong ke arah barat daya dan barat laut.
Data kegempaan tidak menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Jumlah letusan tercatat 6 kali dengan amplitudo 3.9-33.6 mm dan durasi 30-49 detik. Gempa Embusan sebanyak 18 kali dengan amplitudo 1.5 hingga 11.6 mm dengan lama gempa 25-60 detik.
Pengamatan visual, kolom erupsi tidak teramati dengan baik karena tertutup kabut. Arena saat ini status Gunung Marapi masih berada pada level II (Waspada). Dengan status ini maka masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunungapi Marapi pada radius 3 km dari kawah/puncak.
Apa keunikan Gunung Marapi Sumbar?
Sifat dari erupsi Gunung Marapi itu sangat sulit dideteksi, bahkan pengamatan secara visual yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2023 di kawah aktif Gunung Marapi tidak terlihat adanya aktivitas Vulkanik. Hal inilah yang membuat kita dan juga masyarakat gunung ini aman karena tidak terlihat adanya aktivitas vulaknik apa pun. Hal inilah yang sangat berbahaya, diam seperti ini. Oleh karena itu, relasinya kenapa ada status Level II. Artinya lebih ke preventif karena secara visual memang tidak apa-apa dan secara kegempaan mungkin hanya ada satu gempa per bulan.
Karena sejarah erupsi kerap terjadi selalu terjadi maka PVMBG mengeluarkan rekomendasi 3 km dari kawah itu berdasarkan statistik adanya erupsi setiap dua hingga empat tahun, hanya tanggal dan bulannya tidak pernah dapat diketahui.
Rekomendasi masyarakat tidak beraktivitas apa pun dalam radius 3 km dikeluarkan PVMBG mengambil skenario terburuk karena berdasarkan statistik kejadian 3 km merupakan jarak terdampak. Dampaknya itu selalu di sekitar puncak, dan itu sebenarnya buffer buat kita diyakinkan aman dan kami berharap semua pihak mematuhi ini semua.
Lalu, apa yang dilakukan PVMBG?
PVMBG akan terus melakukan pemantauan dan monitoring aktivitas ketiga gunung api tersebut dan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Ada juga Gunung Dukono di Maluku Utara yang baru erupsi 19 November lalu. Boleh dijelaskan?
Telah terjadi erupsi G. Dukono, Maluku Utara, pada tanggal 19 November 2023 pukul 07:24 WIT dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 2.600 m di atas puncak (lebih kurang 3.687 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu, hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut.
Aktivitas G. Dukono sampai pagi (19/11) masih terjadi gempa- gempa letusan suara dentuman masih terdengar. Diharapkan masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat.
Saat ini, G. Dukono berada pada Status Level II (Waspada) untuk itu PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 kilometer.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Menpar sebut wisata gastronomi di Ubud tonjolkan cita rasa Nusantara
- Belajar air mobility pada Jepang atasi macet dan kendala logistik
- Angkasa Pura antisipasi penyebaran monkeypox jelang libur Nataru
- DJKI: Pemusnahan barang palsu bentuk perlindungan kekayaan intelektual
- Tim SAR Jember cari nelayan hilang setelah perahunya diterjang ombak