
Pemkot Mataram: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem saat Musim Pancaroba
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi.
Foto: ANTARAMATARAM– Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau warga agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba yang diprediksi berlangsung sepekan ke depan.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Jumat (21/3), mengatakan informasi dari BMKG Zainuddin Abdul Madjid menyebutka, selain peningkatan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, potensi peningkatan kecepatan angin di Kota Mataram dan wilayah NTB secara umum juga berpeluang terjadi sepekan ke depan.
"Tinggi gelombang di perairan NTB berada pada kategori sedang hingga tinggi (1,25–4,0 meter) dan potensi banjir pesisir atau rob juga berpeluang terjadi hingga awal April 2025," katanya.
Bahkan dari hasil analisis dinamika atmosfer terkini, kata dia, terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di Kota Mataram dan wilayah NTB secara umum.
Gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem tersebut antara lain disebabkan aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby, Madden Julian Ocilation (MJO), adanya sirkulasi siklonik (akibat gangguan tropis) di Laut Timor dan Teluk Carpentaria yang membentuk perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di sekitar wilayah NTB.
Hal itu, kata dia, berdampak pada kelembapan udara yang cenderung basah dan labilitas atmosfer kuat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan secara signifikan hingga akhir Maret 2025.
"Wilayah NTB sendiri diprediksikan akan mulai memasuki awal musim kemarau pada bulan April Dasarian I hingga bulan Mei Dasarian I 2025," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya terus mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana yang dapat ditimbulkan antara lain banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, puting beliung, petir, pohon tumbang, baliho roboh, dan berkurangnya jarak pandang.
Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, agar waspada tinggi gelombang yang mencapai sekitar dua meter di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian selatan, perairan utara NTB, perairan selatan NTB, perairan selatan Sumbawa, dan Samudera Hindia selatan NTB.
"Karena itu jika tidak ada kepentingan mendesak, masyarakat sebaiknya tetap berada di rumah untuk menghindari potensi bencana yang tidak diinginkan," katanya.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
- 5 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
Berita Terkini
-
Bocah 8 Tahun Hilang Setelah Shalat Jumat, Tim SAR Susuri Sungai dan Bendungan
-
Akhirnya, Mariah Carey Memenangkan Hak Cipta Lagu "All I Want For Christmas Is You"
-
Legenda Tinju Kelas Berat George Foreman Meninggal Dunia
-
Vatikan: Paus Fransiskus Tidak akan Mengundurkan Diri
-
Masyarakat Diimbau Punya Rekening Bank