PBB dan Organisasi Kemanusiaan Desak Gencatan Senjata di Gaza
Bangunan yang hancur di Khan Younis, Gaza, (6/10/2024).
Foto: Antara/Xinhua/Rizek AbdeljawadJENEWA - Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa organisasi kemanusiaan internasional pada hari Senin (7/10) memperingati setahun pecahnya konflik Gaza yang sedang berlangsung, dengan menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin dan mengintensifkan upaya kemanusiaan di wilayah tersebut.
Dikutip dari Antara, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan atauUnited Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), menyoroti dampak buruk dari konflik itu.
Penjabat Koordinator Bantuan Darurat PBB,Joyce Msuya, mendeskripsikan krisis kemanusiaan itu sebagai tidak terbayangkan.
Dalam pernyataannya, OCHA memerinci berbagai konsekuensi bencana dari operasi militer Israel di Gaza dan memaksa hampir seluruh penduduk harus mengungsi.
Msuya mendesak masyarakat internasional untuk menekan semua pihak yang terlibat agar mematuhi hukum humaniter internasional, memastikan pembebasan sandera, melindungi warga sipil, dan menjamin keselamatan para pekerja kemanusiaan.
Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) menggaungkan seruan untuk martabat manusia dan tindakan segera. Dalam pernyataannya, ICRC mendeskripsikan setahun terakhir ini sebagai tahun kehilangan dan penderitaan, yang menyoroti dampak konflik sangat besar yang dirasakan banyak keluarga.
Organisasi itu menekankan sangat perlunya bagi semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional, seraya menegaskan bahwa kepatuhan tersebut sangat penting untuk mengurangi penderitaan manusia dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih damai
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) melaporkan bahwa 27 staf dan relawannya telah tewas akibat konflik yang masih berlangsung. IFRC juga menyerukan agar kekerasan segera diakhiri, seraya menekankan bahwa perikemanusiaan harus menang.
Selain itu, organisasi itu juga mendesak penghentian permusuhan dan dikembalikannya semua sandera dengan selamat.
Bersama-sama, organisasi-organisasi di atas menekankan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dapat menggantikan kemauan politik yang dibutuhkan untuk perdamaian yang langgeng. Mereka menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk memprioritaskan nyawa dan martabat manusia dalam menyelesaikan konflik.
Memperingati satu tahun konflik Gaza, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam pesannya pada Senin (7/10) menyerukan perdamaian di Timur Tengah.
"Hari ini menandai satu tahun sejak peristiwa mengerikan pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan teror skala besar ke Israel yang menewaskan lebih dari 1.250 warga Israel dan warga negara asing, termasuk anak-anak dan perempuan," kata Guterres dalam pesan video tersebut.
Lebih dari 250 orang diculik dan dibawa ke Gaza, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, katanya.
"Ini merupakan hari bagi komunitas global untuk mengulangi dengan suara lantang kecaman kita terhadap tindakan keji Hamas, termasuk penyanderaan," ujar kepala PBB itu, sembari menyatakan solidaritasnya terhadap para korban dan orang-orang yang mereka kasihi serta menuntut pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat.
Guterres mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, gelombang kekerasan dan pertumpahan darah yang mengerikan telah meletus, dan perang terus menghancurkan kehidupan dan menimbulkan penderitaan kemanusiaan yang mendalam bagi warga Palestina di Gaza, dan sekarang rakyat Lebanon.
"Ini saatnya membebaskan para sandera. Saatnya membungkam senjata. Saatnya menghentikan penderitaan yang telah melanda kawasan ini. Waktunya untuk perdamaian, hukum internasional, dan keadilan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa PBB berkomitmen penuh untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
"Dan janganlah kita pernah berhenti berupaya untuk mencapai solusi yang berkelanjutan bagi konflik, sehingga Israel, Palestina, dan semua negara lain di kawasan ini pada akhirnya dapat hidup dengan damai dan bermartabat serta saling menghormati satu sama lain," ujar Guterres.
Dalam sebuah pesan terpisah untuk memperingati satu tahun sejak serangan pada 7 Oktober 2023, Presiden Majelis Umum PBB, Philemon Yang menekankan perlunya gencatan senjata sesegera mungkin, pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, serta kembali berdialog dengan tujuan untuk menemukan solusi diplomatik atas konflik di kawasan ini.
"Sekali lagi saya tegaskan bahwa penderitaan manusia harus diakhiri, dan harus berakhir sekarang juga," ujarnya.
"Tidak ada perdamaian berkelanjutan yang dapat dicapai secara militer," ujar Yang.
"Hanya dengan solusi dua negara, berdasarkan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi-resolusi PBB terkait, yang dapat menjamin perdamaian dan keamanan yang langgeng bagi rakyat Israel dan Palestina, dan bahkan bagi seluruh kawasan ini." katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 4 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 5 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online