
Otorita IKN Segera Proses Sebelas 'Letter of Intent' Investor dari Malaysia
PRASASTI DI IKN I Prasasti bergambar peta Indonesia berdiri di titik nol kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu. Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) segera memproses Letter of Intent (LoI) sebelas perusahaan Malaysia untuk berinvestasi di IKN Nusantara.
Foto: ANTARA/BAYU PRATAMA SJAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) segera memproses Letter of Intent (LoI) sebelas perusahaan Malaysia untuk berinvestasi di IKN Nusantara.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, mengatakan Otorita IKN akan menindaklanjuti LoI tersebut dengan segera. Setelah menerima LoI, tahap berikutnya Otorita IKN akan memberikan jawaban formal dengan melampirkan beberapa dokumen, salah satunya adalah Surat Perjanjian Kerahasiaan (Non-disclosure Agreement/NDA).
"Setelah NDA ditandatangani, Otorita IKN akan memberikan data pendukung dan data teknis kepada calon investor," kata Bambang dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/1).
Dengan masuknya 11 LoI dari Malaysia, berarti hingga hari ini sudah ada 71 investor yang telah menyerahkan LoI yang mana tiga di antaranya sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari pemerintah.
"Investor yang berminat ada 100 lebih, tapi yang telah mengirimkan LoI sudah ada 71 perusahaan yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri, dengan komposisi investor dalam negeri masih lebih banyak daripada yang dari luar negeri," ujar Bambang seperti dikutip Antara.
Sebelas investor dari Malaysia tersebut berminat menanamkan modalnya di berbagai sektor, antara lain pengelolaan sampah (waste management), infrastruktur telekomunikasi, properti, jalan raya, layanan kesehatan dan farmasi, energi terbarukan, hingga ke platform e-commerce. Hal ini menandakan perkembangan minat investasi swasta di IKN cukup signifikan.
Dalam catatan Otorita IKN, pada Sosialisasi Awal Peluang Investasi di IKN (Pre-Market Sounding) hasilnya adalah dari lahan yang ditawarkan sebesar 38 hektare, permintaan lahan dari calon investor (berdasar LoI) mencapai 965 hektare atau 25 kali lipat. Kemudian, pada Market Sounding bersama Presiden RI, Joko Widodo, pada 18 Oktober 2022, hasilnya hingga Januari 2023 permintaan lahan mencapai 1.793 hektare atau 44 kali lipat. Menurut Bambang, saat ini sektor infrastruktur dan utilitas yang paling banyak diminati oleh investor. Setelah itu, mixed used dan komersial, perumahan, jasa konsultan, kesehatan, perkantoran swasta dan BUMN, perkantoran pemerintah serta teknologi.
"Kami yakin infrastruktur di IKN yang menjadi fokus tahun 2023 dapat berjalan sesuai rencana atau bahkan lebih cepat," ujarnya.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras untuk mendatangkan investor ke IKN karena sesuai komitmen pemerintah yang tidak mau membebankan APBN dalam pembangunan IKN.
"IKN sangat penting untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia. Bahkan tak hanya Indonesia yang akan merasakan dampak ekonomi dari IKN, Malaysia juga sebagaimana yang disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia," kata Bambang.
Redaktur: Redaktur Pelaksana
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Bayern Munich Siap Rebut Kembali Gelar Bundesliga
- 4 Indonesia Akan Raup US$4,2 Miliar dari Ekspor Listrik EBT ke Singapura
- 5 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Polrestro Tangerang Kota Dirikan 23 Pos Pantau
Berita Terkini
-
Nikmati Hiburan Bersama di Bulan Ramadan PalingCocok dengan TV Berukuran Besar
-
Indosat, Ericsson, dan Google Cloud Hadirkan Business Support System Berbasis Cloud untuk Masa Depan Digital Indonesia
-
Kluivert Panggil Dua Striker Baru untuk Laga Kontra Australia dan Bahrain
-
Mensos Harap Keluarga Penerima Manfaat Tak Bergantung Bansos, tapi Harus Jadi Keluarga Mandiri
-
Kiprah Brand Fashion Franchise Ethica Group Semakin Diperhitungkan