
Menyiapkan Generasi Pelestari Batik Pasundan
Foto: foto-foto: koran jakarta/teguh rahardjoSetiap kota atau kabupaten di Jawa Barat (Jabar) memiliki kisah legenda yang berbeda-beda, karena itu produk kerajinan yang dihasilkan punya daya tarik dan keunikan masing-masing yang berpotensi untuk lebih diapresiasi lagi tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia internasional.
Produk tekstil seperti kain batik dan tenun yang diaplikasikan dalam bentuk pakaian serta produk fashion lainnya kini sudah menjadi fashion yang dikagumi di dunia internasional. Saat even kecantikan dunia pun, perwakilan Indonesia selalu menjadikan kain batik sebagai kain kebanggaan.
Nah, terkait kain batik, Jabar memang menjadi salah satu penghasil kain batik kelas dunia, terutama batik tulisnya. Bahkan banyak kain batik berumur tua yang nilainya sampai ratusan juta rupiah. Bukan hanya batik, Jabar pun ternyata banyak menghasilkan kain tenun yang bagus dan juga sarung. Jabar memiliki banyak pabrik tekstil penghasil sarung.
- Baca Juga: Penyebab Kematian Bintang Netflix Kim Sae-ron Terungkap
- Baca Juga: Cara Spanyol untuk Melawan Bajak Laut
Batik dan tenun serta kain sarung juga sering disebut sebagai wastra. Wastra berasal dari bahasa Sanskerta (kata serapan) yang berarti sehelai kain yang dibuat secara tradisional. Wastra Nusantara dapat dikatakan sebagai kain tradisional Indonesia dengan motif yang sarat makna.
Kekayaan budaya Indonesia melahirkan beragam jenis wastra yang berbeda-beda dan unik di tiap daerah. Demikian dengan Jabar, beragam wastra yang tertuang dalam Batik - Tenun dan bahkan sarung juga banyak terdapat di Jabar.
Berdasarkan statistik nilai ekspor industri tenun dan batik mampu berkontribusi hingga 151,7 juta dolar AS pada 2016 sehingga tergolong cukup besar dalam menopang perekonomian nasional.
Keragaman wastra Jabar ini setidaknya dapat dilihat dari 1.000 jenis kain batik, sarung dan tenun yang dipamerkan pada sebuah even pameran di Bandung, belum lama ini. Sekitar 40 perajin dari Jabar ikut ambil bagian, menunjukan jika batik dan tenun Jabar memiliki banyak keragaman dan perajin yang tersebar.
Kain batik itu dipamerkan dalam bentuk lembaran dengan harga yang lumayan mahal, karena kebanyakan batik tulis. Batik yang dipajang juga sudah banyak yang berbentuk pakaian jadi. Cantik dan fashionable. Sehingga pantas menjadi busana internasional.tgh/R-1
Paseban Kuningan
Batik di Jabar yang paling dikenal adalah batik Trusmi di Kabupaten Cirebon. Padahal saat ini sudah banyak jenis batik, bahkan setiap kabupaten dan kota sudah memiliki corak khas tersendiri.
Misalnya di Kabupaten Kuningan, masih tetangga dengan Cirebon, ternyata juga memiliki batik khas, yang dinamakan Batik Paseban. Disebut demikian karena batik ini lahir dan dirintis di Gedung Paseban Panca Tunggal di Kabupaten Kuningan. Yakni gedung bersejarah yang menjadi cagar budaya di Kabupaten Kuningan.
Di tempat ini sering berlangsung berbagai peringatan budaya dan tradisi Kuningan seperti tradisi seren tahun.
Batik Kuningan ini mulai moncer, seperti halnya Trusmi. Upaya Pemprov Jabar untuk terus mengembangkan batik khas memang tergolong berhasil. Bahkan penelitian terkait pakem Batik Paseban ini pun sudah dilakukan.
Pangeran Elang Djatikusumah, pelaku dan pelestari Batik Paseban mengatakan pembuatan batik dilakukan oleh warga sekitar, baik warga yang sudah sepuh, hingga remaja. Ada saung-saung kecil di Paseban yang menjadi tempat untuk membuat batik tulis.
"Karena mementingkan kualitas dan batik tulis, Batik Paseban ini produksinya juga tidak terlalu banyak. Sehingga harga jualnya pun cukup lumayan. Batik Paseban tetap memegang teguh sebagai batuk tulis, bukan batik cap atau printing. Setiap pembatik bisa menyelesaikan sebuah kain batik antara 15 hari hingga satu bulan," ungkapnya.
Tentunya dengan proses pembuatan yang sulit dan memakan waktu panjang, harga batik Kuningan ini cukup mahal. Paling murah dijual seharga 500.000 rupiah per lembar kain. Uniknya motif Batik Paseban yangsempat dianggap punah kini dapat berkembang dengan menjadikan ukiran atau relief pada Gedung Paseban. Ada ratusan motif yang kini dikembangkan.
Motif-motif yang telah direproduksi dari hasil penggalian diantaranya Mayang Segara, Geger Sunten, Oyod Minggang, Aduh Manis, Rereng Pwah Aci, Sekar Galuh dan Rereng Kujang. Motif relung dan gambar daun nampak dominan dalam karyanya tersebut. Jika dicermati Batik Paseban memiliki karakter yang berbeda dengan batik yang telah ada di Jawa Barat, khususnya Garut dan Cirebon yang terkenal dengan motif Wadasan.
Nah, jika kebetulan berkunjung ke Kuningan cobalah mampir ke Paseban. Melihat proses pembuatan batik tulis di sana.
Atau jika pekan ini sedang berencana ke Bandung, ada beberapa lokasi yang bisa disambangi untuk belajar membatik. Setidaknya ikut berupaya untuk mengenal dan melestarikan batik atau regenerasi pebatik.
Sebab untuk melestarikan batik tentunya tidak hanya sekadar tahu saja, tetapi juga harus mampu meregenerasi perajin batik. Karena memang perajin batik sebagian besar usianya sudah lanjut. Misalnya berkunjung ke Batik Hasan atau Batik Komar.
Kedua lokasi produksi batik berdekatan. Batik Hasan berada di Jalan Cigadung Raya Timur Nomor 136 sementara Batik Komar di Jalan Cigadung Raya Timur 1 Nomor 1.
Belajar membatik di sini bisa dilakukan dalam beberapa paket, mulai paket satu hari hingga paket 10 hari. Memang tidak akan langsung menjadi mahir membuat batik, karena proses membatik merupakan proses yang panjang. Namun, paling tidak kita dapat mengetahui membatik dapat menunjukan bahwa masyarakat Indonesia penuh tata krama dan adat istiadat. Proses membuat batik juga mengajarkan kesabaran, keuletan, serta kreativitas.
Anda akan diperkenalkan dengan motif tradisional dan motif kontemporer terutama pada anak-anak usia dini. Peserta atau pengunjung juga akan diberikan pengetahuan singkat tentang sejarah batik, proses serta perkembangan batik. tgh/R-1
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 4 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji