Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mendambakan Keseimbangan Kekuasaan, Masih Bisakah Berharap pada Oposisi?

Foto : ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Aksi bangun oposisi rakyat di Yogyakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Pasca-Pemilu 2024 ini, PDI-P menjadi partai yang paling diyakini akan menjadi oposisi. Posisi PDI-P sebagai pemenang Pemilu legislatif dan akan menguasai mayoritas kursi parlemen bisa menjadi alasan Prabowo mengajaknya masuk koalisi pemerintah.

Prabowo perlu "merangkul" sebanyak mungkin pihak demi kelancaran program-program andalan yang telah ia janjikan kepada publik.

Namun, mengingat tengah memburuknya relasi antara Presiden Joko "Jokowi" Widodo dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri karena rangkaian dugaan "intervensi" Jokowi dalam pencalonan dan [kemenangan Prabowo-Gibran], besar kemungkinan PDI-P akan konsisten di kubu oposisi.

Jika partai-partai nonpendukung Prabowo konsisten di luar pemerintahan, ini bisa menjadi titik balik dari kemunduran demokrasi yang tengah terjadi saat ini. Sayangnya, mungkin hanya PDI-P yang akan menjadi oposisi, sementara akan ada lebih dari lima partai politik pendukung pemerintah di parlemen. Jumlah kekuatannya masih sangat timpang. Kondisi ini tidak bisa secara efektif menciptakan keseimbangan atas dominasi kekuatan eksekutif.

Publik bisa memainkan peran oposisi
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top