Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mayoritas Anak Korban KDRT di Korea Selatan Dipulangkan ke Rumah

Foto : Freepik

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Hampir 85 persen anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Korea Selatan, dilaporkan kembali dipulangkan ke rumah mereka tanpa ada tindakan perlindungan.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan yang diterbitkan pada Minggu (12/2), seperti yang dikutip Korea Herald, melaporkan dari 31.804 kasus pelecehan anak yang dilaporkan di rumah pada tahun 2021, sebanyak 84,6 persen anak dikembalikan ke keluarga asalnya di mana mereka mengalami pelecehan. Hanya 14,5 persen anak-anak yang dipisahkan dari keluarga mereka dan ditempatkan di kerabat lain atau di fasilitas. Ini artinya, mayoritas anak-anak korban KDRT di Korea Selatan berpeluang besar untuk menghadapi penganiayaan oleh anggota keluarga mereka sendiri berulang kali.

Pasalnya, mayoritas atau sekitar 83,7 persen pelaku kekerasan terhadap anak-anak merupakan orang tua mereka. Dilihat dari lokasi kejadian, 86,3 persen anak-anak tersebut dianiaya di rumah mereka. Dengan kata lain, membiarkan korban KDRT kembali ke rumah mereka tanpa pengawasan atau perlindungan sama saja dengan membiarkan mereka untuk kembali menerima perlakuan tidak adil dari orang tuanya.

Menurut laporan yang sama, kasus kekerasan atau pelecehan terhadap anak-anak di Korea Selatan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kasus pelecehan anak hampir dua kali lipat dari 22.367 kasus yang dilaporkan pada tahun 2017 dan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelaporan pelecehan anak. Pada 2018, terhitung ada 24.604 kasus pelecehan anak, dan jumlahnya terus meningkat menjadi 30.045 pada tahun 2019. Angka tersebut bahkan mencapai 30.905 pada tahun 2020 dan 37.605 kasus tercatat pada tahun 2021.

Dalam insiden berturut-turut, dua anak kecil ditemukan tewas di Kota Incheon pada bulan ini sehubungan dengan dugaan pelecehan dan kelalaian oleh orang tua mereka. Pada bulan yang sama seorang anak laki-laki berusia 2 tahun ditemukan tewas karena diduga kelaparan usai ditinggalkan sendiri di rumah selama tiga hari. Mengutip Korea Herald, dalam kasus dugaan pelecehan anak lainnya, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di rumah dengan banyak luka memar di tubuhnya. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, ia kemudian meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top