Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 04 Jun 2023, 17:44 WIB

Masyarakat Harus Beri Sanksi Produsen yang Tak Komit Atas Limbah Produknya

Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen PSLB3, Kementerian LHK, Novrizal Tahar.

Foto: Istimewa

JAKARTA - Perusahaan yang tidak punya komitmenserius terhadap extended producer responsibility (EPR) ataupenerapan tanggung jawab produsen terhadap produk yang dihasilkan, khususnya menyangkut sampah packaging produknya harus terus diingatkan, diteriaki oleh publik agar mereka patuh. Semua ini diperlukan demi pengurangan sampah, termasuk sampah plastik yang dihasilkan mereka.

"Jika perlu masyarakat mengambil langkah tegas dengan tidak membeli produk-produk dari produsen yang tak punya komitmen tersebut. Masyarakat dapat mengampanyekan ini sebagai bagian dari tanggung jawab masyarakat terhadap program pemerintah dalam pengurangan sampah, khususnya sampah plastik," tegas Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen PSLB3, Kementerian LHK, Novrizal Tahar.

Novrizal mengemukakan hal itu ketika menjadi salah satu pembicara dalam takshow bertema Solutions to Plastic Pollution yang diselenggarakan ILUNI UI, di Auditorium Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus Depok, Sabtu (3/6). Hadir sebagai nara sumber yang lain, Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (mewakili Walikota yang diundang resmi dan berhalangan hadir) dan dosen yang juga peneliti BRIN, Sri Wahyono.

Menurut siaran persnya, Ketua Pelaksana, Iwan Budisantoso dari ILUNI UI menjelaskan tentang talkshow dan pameran produks inovasi bertema Innovation Product As Slution for Plastic Pollution serta lomba konsep inovasi produk yang cukup singkat persiapannya.

Begitu juga Ketua Collaborative Action Center IUNI UI, Dewi Elina menjelaskan acara yang merupakan bagian dari program ILUNI UI.

Ahmad Syafiq, Direktur Direktorat Karir Lulusan dan Hubungan Alumni Universitas Indonesia (DKPHA UI) membuka secara resmi talkshow. Dia mengatakan UI sangat mendukung tema takshow ini mengingat sangat terkait dengan ekosistem tempat tinggal kita. Jika tempat tinggal kita tidak dirawat akan mengancam kehidupan.

"Yang perlu diketahui juga, ada 8 aturan di UI yang terkait dengan lingkungan hidup, termasuk aturan zero plastik di lingkungan UI, dan juga soal kampus hijau," katanya.

Seperti diketahui, aturan hukum soal ini sangat jelas. EPR ada regulasi khusus EPR-nya yaitu Permen LHK No. 75 tahun 2019. Juga dalam Undang-undang Pengelolaan Sampah 2008. Pasal 15 undang-undang tersebut menyatakan produsen bertanggung jawab atas pembuangan kemasan dan produk yang tidak dapat dikomposkan atau sulit untuk dijadikan kompos.

Begitu juga dengan Perpres 81/2012, industri diwajibkan menggunakan bahan daur ulang dan mengurus daur ulang kemasan. Peraturan 97/2017 (juga dikenal sebagai Jakstranas) dibangun di atas peraturan dari 2012 dan merumuskan target konkret untuk pengurangan limbah dan menetapkan berbagai langkah yang mungkin tentang bagaimana mencapai pengurangan ini.

Dalam paparannya mengenai Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia, Novrizal mengungkapkan, potensi sampah plastik di Indonesia: 18.12 % (Tahun 2022) dari total timbulan sampah 69.2 juta ton→12,54 juta ton/tahun (kondisi belum terpilah), namun potensi sebagai sumber saya cukup besar dengan penerapan ekonomi sirkular.

Dikemukakan Novrizal, berdasarkan data SIPSN Tahun 2022, sampah plastik adalah jenis sampah yang persentasenya paling besar kedua setelah sampah sisa makanan, yaitu 18,12%. Sampah plastik tidak mudah terurai, butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami. "Jadi, perlu gerakan massif dan jika perlu revolusi budaya yakni gaya hidup minim sampah termasuk sampah plastik," tandasnya.

Di depan alumni UI, mahasiswa dan pegiat lingkungan yang memenuhi auditorium, Novrizal menjelaskan berbagai kebijakan dan target Pemerintah dalam hal ini KLHK.

"Kami menyimpulkan sampai saat ini pemerintah melakukan langkah simultan dalam pengurangan sampah, dari hulu sampai hilir, dengan berbagai pendekatan. Hasilnya sudah kita rasakan meski harus terus diterapkan kebijakan yang kolaboratif," katanya.

Pembangunan untuk Semua

Sementara Wakil Wali Kota Depok yang juga alumni FTUI, Imam Budi Hartono yang mewakili Wali Kota mengungkapkan konsep pembangunan yang diterapkan adalah konsep pembangunan untuk semua, baik bagi mahluk hidup maupun mahluk tak hidup, sebab semua itu saling berkaitan.

Disebutkan, wilayah Depok dengan penduduk sekitar 2 juta jiwa memang masih menghadapi kendala dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Total sampah yang dihasilkan sekitar 1000 ton /per hari dengan dasar perhitungan setiap warga menghasilkan sampah 0,6 kg per hari.

Bank-bank sampah yang ada baru sebatas pengelola sampah yaitu memisahkan sampah organik (60 persen) dan non organik termasuk plastik, sekitar 40 persen. Di tengah itu masih ada residu yang perlu penanganan serius. "Jika tidak ada komitmen bersama semua kalangan, maka masalah sampah tidak akan tuntas," katanya.

Wakil Wali Kota ini mengungkapkan target soal sampah ini selesai di tingkat RW, sehingga sampah tidak diangkut ke TPA Cipayung yang sudah overload. Jadi peran RT dan RW sangat vital dalam kaitan sampah ini.

Sedangkan peneliti BRIN yang juga dosen Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI, Sri Wahyono mengatakan, pertambahan produk plastik meningkat tajam dalam beberapa dekade ini. Buah perdaban yang pada awlanya diproduksi untuk memudahkan kehidupan manusia, sekarang menimbulkan persoalan berat.

"Produksi plastik yang meningkat tajam itu menjadi malapetaka dan perhatian serius global ini karena kita tidak mampu mengolah dan menangani dampaknya yakni sampah plastik. Jumlah yang tertangani sekitar 22 persen dan itu jumlahnya sangat besar," kata Sari Wahyono.

Sebenarnya, lanjut Sari Wahyono, konsumsi plastik Indonesia lebih kecil dibanding negara lain. Kita memproduksi 17 kg per orang per tahun, lebih tnggi Thailand yang 60 persen per orang per tahun, apalagi Malaysia yang 65 kg per hari per tahun, dan negara maju di Eropa 100 kg per orang per tahunnya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Marcellus Widiarto

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.