Kelompok Sipil Berupaya Makzulkan Wapres Duterte
Wapres Filipina, Sara Duterte
Foto: AFP/JAM STA ROSAMANILA - Sebuah koalisi aktivis di Filipina pada Senin (2/12) mengajukan tuntutan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Sara Duterte dengan menuduhnya telah melakukan korupsi dan pelanggaran.
Pengaduan ini menambah masalah hukum Duterte saat ia menghadapi penyelidikan atas dugaan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr dan penyelidikan lain atas penggunaan dana pemerintah.
Pengaduan pemakzulan yang diajukan oleh aliansi kelompok-kelompok masyarakat sipil ini didukung oleh partai oposisi Akbayan, namun tidak jelas apakah pengaduan ini akan mendapat dukungan dari sepertiga anggota parlemen yang dibutuhkan untuk maju ke sidang Senat.
Meskipun sekutu-sekutu Marcos Jr memegang mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat, ia secara terbuka menyebut upaya-upaya seperti itu hanya membuang-buang waktu.
“Pengaduan tersebut menuntut pemakzulan Duterte dengan alasan pelanggaran berat terhadap konstitusi, korupsi dan korupsi, penyuapan, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, dan kejahatan-kejahatan besar lainnya,” ungkap Akbayan dalam sebuah pernyataan.
Salah satu pengadu, aktivis Teresita Quintos Deles, bahkan secara lantang menuduh Duterte telah menghina supremasi hukum.
“Wakil presiden telah mereduksi jabatan publik menjadi sebuah platform untuk retorika kekerasan, pengayaan pribadi, hak elitis, dan perisai untuk kekebalan hukum,” kata dia.
Hingga berita ini ditulis pada Senin malam, Wapres Duterte belum mau menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Penyelidikan Lain
Wapres Sara Duterte adalah putri dari mantan presiden Rodrigo Duterte yang berhasil naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2022 dalam sebuah aliansi dengan Marcos Jr yang secara spektakuler runtuh menjelang pemilihan umum sela tahun depan.
Duterte pada Jumat (29/11) lalu tidak hadir dalam pertemuan dengan para penyelidik pemerintah setelah dicap sebagai “dalang yang mengaku sendiri” dari sebuah plot untuk membunuh Presiden Marcos Jr.
Dia dipanggil setelah sebuah konferensi pers di mana dia mengaku telah menyuruh seseorang untuk membunuh presiden jika ada ancaman terhadap nyawanya. Dia kemudian mengatakan bahwa komentar tersebut disalahartikan.
Selain itu Wapres Duterte juga sedang menghadapi penyelidikan di Dewan Perwakilan Rakyat, yang dipimpin oleh sepupu Marcos, Martin Romualdez, atas dugaan penyalahgunaan jutaan dollar dana pemerintah yang diduga diselewengkan saat ia masih menjabat sebagai menteri pendidikan. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 3 Ekonom Sebut Pembangunan IKN Tahap II Perlu Pendekatan yang Lebih Efisien
- 4 Gugatan Lima Pasangan Calon Kepala Daerah di Sultra Ditolak MK
- 5 Uang Pecahan Seri Anak-Anak Dunia 1999 Tak Lagi Berlaku, Ini Cara Penukarannya
Berita Terkini
- Terlambat Ajukan Permohonan, MK Tak Terima Gugatan Vicky Prasetyo soal Pilkada Pemalang
- Khofifah Ajak Semua Pihak Bersatu Bangun Jatim Sesudah Putusan Dismissal MK
- Lemhanas Akan Bangun Karakter Pemimpin Nasional dengan Miliki Wawasan Global di P4N
- Badan Pengkajian MPR Sebut Pembahasan PPHN Harus Tuntas Paling Lambat Agustus 2025
- Menteri HAM Nilai 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo Tidak Ada Pengekangan Kebebasan Sipi