Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 06 Feb 2025, 01:10 WIB

Rencana Trump Relokasi Warga Jalur Gaza Tunjukkan Kedigdayaan AS

Beri keterangan I Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memberikan keterangan bersama kepada media di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (4/2), waktu setempat.

Foto: Jim WAT SON/AFP

JAKARTA - Rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengambil alih Jalur Gaza dan memukimkan kembali atau merelokasi Warga Palestina di negara lain terlepas apakah mereka ingin pergi atau tidak, semakin menunjukkan kedigdayaan AS. Meski banyak tentangan terhadap rencana tersebut, Trump tampaknya tetap melaksanakan rencana itu.

Peneliti Pusat Riset Pengabdian Masyarakat (PRPM) Institut Shanti Bhuana, Bengkayang, Kalimantan Barat, Siprianus Jewarut mengatakan bahwa AS itu super power yang belum memperlihatkan semua kekuatannya.Tidak ada kekuatan dunia sekuat AS.

Dari segi militer, selain jumlah pasukan perang yang besar, AS dikenal memiliki berbagai jenis peluru kendali (rudal) seperti rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile, ICBM), yaitu LGM-30 G Minuteman III dengan jangkauan 13.000 km, UGM-133bTrident II D5 dengan jangkauan 12.000 km dan mampu membawa muatan 2.800 kg, serta LGM-35 Sentinel yang dalam taraf pengembangan oleh Northrop Grumman.

Selain itu, AS juga memiliki rudal yang sudah dikenal luas seperti rudal jelajah Tomahawk, rudal anti-kapal Harpoon, dan juga sistem pertahanan udara MM-104 Patriot. Dari segi ekonomi, AS juga masih yang terbesar.

Sebagai negara super power, bukan langkah susah bagi Trump yang dikenal tegas untuk mewujudkankeinginanya.Trump ingin Timur Tengah damai selamanya, langkah yang digunakan adalah mengambil-alih Jalur Gaza dan memukimkan kembali Warga Palestina.

“Semacam bersih-bersih.Warga Gaza yang dimukimkan ke negara lain, belum tentu semua bisa kembali ke sana.Diseleksi.Mereka yang berpotensi akan membuat Timur Tengah semakin kacau, besar kemungkinan tidak akan kembali ke Jalur Gaza.Itu kalau mau Timur Tengah damai selamanya,” kata Siprianus.

Ia juga menjalaskan ketegasan Trump.Di bawah kepemimpinan Trump, Dunia akan berubah luar biasa.Selain akan “berbuat sesuatu” di Jalur Gaza, di bidang ekonomi, Trump akan membuat negara-negara yang neraca perdaganannya surplus, menjadi defisit.

Indonesia harus hati-hati. Jangan sibuk dengan kepentingan kelompok dan pribadi. Kebijakan-kebijakan Trum menjadi titik balik.Trump bisa banyak menentukan dan mengubah dunia.

“Indonesia harus tegas.Kalau mau masuk BRICS ya jangan berharap ekspor ke AS.Indonesia tidak bisa main dua kaki.AS pasti tidak akan diam kepada siapa pun yang mengganggu keamanan nasionalnya seperti BRICS yang akan membentuk mata uang menyaingi dollar AS.Mengganggu dollar AS sama saja dengan mengancam keamanan nasional mereka,” kata Siprianus.

Kuasai Gaza

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Donald Trump saat konferensi pers menyatakan bahwa AS berencana untuk mengambil alih Jalur Gaza, Palestina??????? dan akan melakukan “sesuatu” di sana.

Trump mengatakan AS akan menguasai Gaza dan melucuti semua bom aktif berbahaya dan senjata-senjata lainnya, meratakan wilayah itu, dan membersihkan gedung-gedung yang hancur.“AS juga akan mengembangkan ekonomi Gaza yang akan menyediakan lapangan kerja tak terbatas dan perumahan warga", kata Trump.

Sebelumnya, saat bertemu dengan Netanyahu di Ruang Oval Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa dia berpikir Yordania dan Mesir akan menerima relokasi warga Palestina dari Gaza.

Wilayah kantong Palestina yang hancur akibat agresi Israel itu disebutnya sebagai lokasi pembongkaran dan tidak lagi bisa ditinggali. "Saya tahu mereka sudah membahas soal ini dengan Anda, dan mereka mengatakan tak akan menerima (warga Gaza)," kata Presiden AS itu.

"Saya tegaskan, mereka akan menerima, tetapi saya pikir negara-negara lain juga akan menerimanya," ujar Trump.

Menurut Trump, warga Gaza yang sudah sangat menderita dan sangat tidak beruntung itu tidak mau lagi tinggal di sana. "Mereka hidup seperti di neraka," kata Trump.

Dia menambahkan bahwa satu-satunya alasan mereka mau kembali ke Gaza adalah karena tidak punya pilihan. Jika mereka punya pilihan, pasti mereka memilih tidak kembali ke Gaza dan tinggal di tempat lain yang indah dan lebih aman.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.