Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Iran Tangkap Sejumlah Orang terkait Keracunan Siswi Sekolah

Foto : AFP

Iran diguncang kasus keracunan massal siswi sekolah.

A   A   A   Pengaturan Font

Iran diguncang kasus keracunan massal siswi sekolah. Pemerintah Teheran dilaporkan telah menangkap sejumlah orang terkait kasus tersebut.

TEHERAN - Otoritas Iran pada Selasa (7/3) mengumumkan tentang penangkapan pertama terkait serangkaian kasus keracunan pada siswi sekolah yang mengguncangkan negara itu selama beberapa bulan terakhir.

Wakil Menteri Dalam Negeri Majid Mirahmadi mengatakan kepada TV nasional bahwa beberapa orang telah ditangkap di lima provinsi.

"Berdasarkan langkah intelijen dan penelitian badan intelijen beberapa orang telah ditangkap di lima provinsi dan lembaga terkait sedang melakukan penyelidikan mendalam," kata Mirahmadi.

Mirahmadi tidak merinci jumlah orang yang ditangkap ataupun identitas mereka, seraya menambahkan bahwa hasil akhir akan diumumkan setelah penyelidikan selesai.

Dia juga menekankan pentingnya mengetahui rencana musuh, yang dia sebut berupaya memicu ketakutan, kekhawatiran dan gangguan pada sistem pendidikan di negara itu.

Lebih dari 1.200 siswi sekolah dari seluruh negeri dirawat di rumah sakit dalam beberapa bulan belakangan dengan gejala keracunan, menurut media negara. Namun, media reformis menyebutkan angka yang lebih tinggi.

Kasus pertama keracunan dilaporkan pada November di kota Iran tengah Qom, saat 18 siswi dimasukkan ke rumah sakit setelah mengeluhkan gejala seperti mual, sakit kepala dan sulit bernapas, batuk dan nyeri tubuh.

Dalam beberapa pekan selanjutnya, insiden itu meluas ke kota lain, termasuk Teheran, Ardabil, Isfahan, Kermanshah, Azerbaijan, Bandar Abbas, Urmia, Zanjan dan Mashhad.

Pekan lalu, Presiden Ebrahim Raisi memerintahkan penyelidikan atas penyakit misterius tersebut, serta menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi mencari akar masalah dari kasus yang menyebabkan aksi protes di sejumlah kota.

Pada laporan pendahuluan yang diberikan Senin (6/3) malam, Vahidi mengatakan tidak ditemukannya substansi racun pada sampel yang diambil dari siswi terdampak, serta menambahkan bahwa penyebar isu telah diadili.

Laporan tersebut menyatakan zat iritasi yang menyebabkan gejala keracunan, ditemukan pada kurang dari lima persen siswi, serta menambahkan bahwa hal tersebut merupakan aksi kejahatan yangdisengaja.

Wakil Menteri Kesehatan Saeed Karimi mengatakan bahwa komite ilmiah yang menyelidiki kasus tersebut telah mengunjungi banyak provinsi dan menemukan bahwa zat penyebab peristiwa keracunan itu bukanlah jenis berbahaya.

Karimi mengatakan bahwa zat iritasi yang digunakan pada kasus keracunan hanya mempengaruhi 10 persen siswi dengan cara dihirup sehingga menyebabkan beragam gejala keracunan.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin menyebut rangkaian keracunan sebagai dosa besar dan tak termaafkan, serta menginstruksikan otoritas untuk menyelidiki masalah ini dengan serius.

"Jika terbukti para siswi diracun, pelaku kejahatan ini harus dihukum berat. Tidak akan ada pengampunan bagi mereka," ujar Khamenei dalam video yang dirilis kantornya.

Kepala pengadilan Mohseni Ejei juga menyebut peristiwa keracunan itu sebagai contoh penyelewengan di muka bumi serta memperingatkan akan menjatuhkan hukuman berefek jera bagi mereka yang terlibat baik langsung maupun tak langsung.

Pejabat tinggi Iran mengaitkan kegaduhan yang berhubungan dengan penyakit misterius itu sebagai musuh, menyiratkan negara-negara Barat.

Pada pertemuan umum di kota selatan Bushehr Jumat (3/3) lalu, PresidenRaisi mengatakan keracunan pada siswi sekolah merupakan bagian dari perang hibrida melawan Iran guna menimbulkan keresahan.

Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian melalui Twitter juga mengkritisi negara Barat atas reaksi turut campur mereka atas masalah tersebut, setelah Amerika Serikat dan Jerman menyerukan penyelidikan mengenai itu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top