Hilangkan Politik Identitas Agar Partisipasi Gen Z Naik di Pemilu 2024
Pemilih pemula mengikuti sosialisasi Pemilu.
Foto: antaraJAKARTA - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Tommy Kurniawan memandang bahwa politik identitas yang berpotensi memecah belah bangsa harus dihilangkan sehingga dapat menarik minat generasi Z untuk berpartisipasi di Pemilu 2024.
"Politik yang identitas, politik pecah belah, dan juga yang tidak bermanfaat yang bikin ill feel generasi Z, saya kira harus dihilangkan. Jadi (seharusnya) bagaimana memperbanyak pemikiran, ide dan juga gagasan untuk membangun bangsa dan negara," kata Tommy saat dihubungi Antara, Sabtu (25/2).
Survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dilakukan pada 2022 menyebutkan bahwa generasi Z dan milenial dengan rentang usia antara 17-39 tahun akan mendominasi Pemilu 2024, mendekati angka 60 persen.
Tommy menilai bahwa generasi Z cenderung memandang sosok yang visioner dan hebat yang akan mengikuti kontestasi Pemilu 2024. Siapapun calon di Pemilu 2024, dia berharap visi-misi serta ide ataupun gagasan untuk membangun Indonesia yang seharusnya dikedepankan.
"Saya kira kalau mereka (generasi Z) tertarik dengan ide dan konsep itu. Apalagi (kalau) related dengan generasi Z, saya yakin pasti mereka akan berpartisipasi karena mereka berkepentingan untuk mengubah nasib dan juga masa depan mereka di kemudian hari," kata dia.
Tommy menilai partisipasi generasi Z dalam bersuara di dunia politik saat ini masih minim. Di sisi lain, kelompok muda ini juga dapat dikatakan masih baru sebagai pemilih. Namun, apabila ada perubahan perilaku dan pola pikir, kelompok generasi ini dapat mendorong Indonesia ke arah yang lebih baik.
Tommy juga berpesan agar generasi Z menjadi pemilih yang cerdas yang dapat dimulai dari senantiasa mengecek rekam jejak calon yang akan berkontestasi di Pemilu 2024, menelaah visi dan gagasan yang ditawarkan, hingga terus mengawal jalannya Pemilu secara bersama-sama dan hindari politik praktis.
"Berharap generasi Z bisa menjadi contoh untuk pemilih-pemilih yang lain agar mereka menghindari yang namanya politik pragmatisme, politik praktis, atau juga money politic," ujar Tommy.
"Saya berharap mereka menjadileaderdi seumurannya bagaimana memilih orang itu berdasarkan apa yang ditawarkan (gagasan) sehingga demokrasi kita bisa lebih dewasa lagi," imbuh dia.
Tommy juga mengingatkan bahwa Indonesia segera memasuki puncak bonus demografi sehingga calon pemimpin di 2024 tentu akan berhubungan dan menentukan masa depan generasi Z. Dia pun mengajak agar generasi Z aktif berpartisipasi dalam pesta demokrasi di Indonesia.
"Jadi kalau kalian (generasi Z) tidak melakukan perubahan sekarang, kapan lagi? Ini saatnya generasi Z harus tampil, harus bisa menjadi generasi yang mengubah bangsa dan negara di masa yang akan datang," pungkas Tommy.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 4 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 5 Natal Membangun Persaudaraan