Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 27 Nov 2024, 20:29 WIB

Hilangkan Gangguan Psikologis Penderita Mata Juling dengan Operasi

Dokter Subspesialis Konsultan Mata Anak dan Strabismus sekaligus Ketua Panitia Bakti Sosial Mata Juling 2024, Dr. Paramastri Arintawati, SpM, dan Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics

Foto: Istimewa

JAKARTA - Prevalensi global strabismus atau mata juling menurut Michael S Herron diperkirakan mencapai 1,93 persen. Artinya, setidaknya sebanyak 148 juta orang di seluruh dunia menyandang  gangguan ini.

“Mata juling bukan hanya mengganggu fungsi penglihatan, strabismus bisa memberi imbas yang lebih besar. Penyandangnya rentan mengalami tekanan mental sehingga kualitas hidup mereka pun turut terdampak,” kata Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, sekaligus Ketua Servis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), melalui siaran pers Rabu (27/11).

Memahami situasi tersebut, eye care leader, JEC Eye Hospitals and Clinics melanjutkan prakarsa tahunan Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC. Kegiatan berupa edukasi kesehatan mengenai strabismus, serta tindakan operasi mata juling gratis.

“Perdana dijalankan pada 2022, inisiatif ini menjadi aksi sosial pertama di Indonesia yang berfokus pada penanganan mata juling,” kata Gusti.

 Ia menuturkan, masyarakat masih melihat penyandang strabismus sebagai kelompok yang ‘berbeda’ lantaran posisi bola mata yang tidak sejajar. Akibat stigma yang keliru tersebut, penyandang mata juling sangat riskan mendapatkan tekanan sosial karena adanya prasangka, kesalahpahaman, sampai perlakuan negatif.

“Efek mata juling tidak berhenti pada terganggunya penglihatan. Kualitas hidup mereka pun menurun sebab kepercayaan diri yang terusik dan interaksi sosial yang terbatas,” imbuh Gusti.

Ia menjelaskan, mata juling terjadi karena terganggunya atau lemahnya kontrol otak terhadap otot mata sehingga bola mata tidak berada pada posisi yang sejajar satu sama lain atau disebut dengan neuromuscular weakness. Penyandang mata juling umumnya mengeluhkan pandangan kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, dan kelelahan dalam proses belajar atau bekerja.

 Khusus pada anak, strabismus berisiko mempengaruhi perkembangan fungsi penglihatan. Bahkan, tanpa penanganan yang tepat, anak penyandang mata juling bisa berisiko terkena mata malas (ambliopia) dan gangguan perkembangan binokularitas  yakni gangguan pada pembentukan kemampuan penglihatan tiga dimensi/binokular.

 Sebuah temuan menyebut penyandang strabismus berpotensi terserang gangguan mental 10 persen lebih tinggi. Lebih jauh, penyandang strabismus berpotensi mengalami gangguan psikologis yang lebih mengkhawatirkan, seperti depresi, ansietas, fobia sosial, keinginan bunuh diri, hingga skizofrenia.

 Menurut Gusti setiap individu berhak memiliki penglihatan optimal dan hidup yang berkualitas. Tak terkecuali para penyandang mata juling. Hidup mereka secara psikososial tak berhenti lantaran menyandang strabismus.

“Mereka harus kita dorong agar bangkit, salah satunya melalui operasi mata juling. Inilah yang mengukuhkan kami untuk melanjutkan ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’. Harapan kami, semoga masyarakat luas semakin teredukasi bahwa mata juling bisa ditangani dan dikoreksi,” lanjutnya.

Pada tahun ketiganya, Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC dipusatkan di RS Mata JEC @ Kedoya, dengan pelaksanaan tindakan bedah strabismus menyasar 30 penerima manfaat. Operasi akan digelar sepanjang November hingga Desember 2024 nanti.

“Sementara, proses skrining telah berlangsung selama Agustus-Oktober lalu dengan jumlah peminat hampir mencapai 100 orang dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Aceh dan Papua,” ungkap Gusti.

Pelaksanaan tindakan operasi penanganan mata juling kata Gusti memerlukan persiapan secara ekstensif melibatkan para ahli medis yang mumpuni. Di samping tim spesialis mata strabismus JEC (untuk proses bedah mata), tindakan operasi juga melibatkan tim dokter anestesi JEC bersama tim perawat yang kompeten.

Dokter Subspesialis Konsultan Mata Anak dan Strabismus sekaligus Ketua Panitia Bakti Sosial Mata Juling 2024, Dr. Paramastri Arintawati, SpM, mengatakan, tingginya minat masyarakat memperlihatkan pentingnya inisiatif ini sebagai salah satu solusi bagi para penyandang strabismus, terutama dari kalangan kurang mampu. Dengan mendapatkan kembali kualitas hidup, mereka mampu semakin berkembang dan maju menggapai masa depan yang lebih baik.

“Semoga Bakti Sosial Mata Juling JEC’bisa terus memberi dampak, serta mengundang keterlibatan lebih banyak pihak agar mampu menjangkau lebih banyak kalangan pada tahun-tahun mendatang," ungkapnya.

Selain pemberian tindakan operasi mata juling gratis, Bakti Sosial Mata Juling JEC juga dibarengi kegiatan pengayaan wawasan mengenai strabismus. Aktivitas berupa seminar umum ini melibatkan 250 partisipan dari kalangan dokter umum, tenaga kesehatan lainnya, dan masyarakat. Materi seminar meliputi pentingnya penanganan dini strabismus, serta risiko yang timbul apabila mata juling dibiarkan tanpa perawatan yang tepat.

Selama 5 tahun terakhir hingga penghujung 2023 lalu, Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya telah menjalankan operasi strabismus sebanyak lebih dari 300 tindakan. RS Mata JEC @ Kedoya diperkuat layanan Children Eye and Strabismus Center untuk menangani gangguan mata pada anak-anak secara komprehensif, salah satunya mata juling, terutama pada periode-periode penting perkembangan anak, baik secara mental, fisik dan sosial.

Sentra ini menawarkan penanganan kesehatan mata anak secara komprehensif dengan dilengkapi berbagai fasilitas modern; mulai dari chart mata yang menggunakan gambar (bukan huruf), alat pemeriksaan refraksi khusus anak, hingga autorefraktometer - alat yang portable untuk memeriksa anak-anak dengan mudah.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.