Harris-Trump Tunjukkan Pesan Persatuan pada Peringatan Serangan 9/11
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump akan tampil dalam debat pertama di Philadelphia pada Selasa (10/9) malam.
Foto: ANTARA/AnadoluWASHINGTON - Calon presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris dan Donald Trump, menunjukkan pesan persatuan ketika keduanya berjabat tangan pada peringatan serangan teror 11 September 2001 di Ground Zero, New York, Rabu (11/9).
Kedua rival politik itu saling berbalas ucapan saat mengulurkan tangan ke arah Presiden Joe Biden, yang juga berada di lokasi Tugu Peringatan 9/11.
Dikutip dari Antara, tugu tersebut dibangun untuk mengenang hampir 3.000 korban yang tewas di New York City saat sepasang pesawat yang dibajak menabrak World Trade Center pada Selasa pagi, 23 tahun lalu.
Mantan Wali Kota New York, Michael Bloomberg tampak memfasilitasi basa-basi antara Harris dan Trump, beberapa jam setelah keduanya saling serang dalam debat pemilu presiden AS.
Lonceng upacara dibunyikan untuk setiap korban yang tewas di lokasi tersebut ketika nama-nama mereka dibacakan dengan lantang.
Mengenang Serangan
Hening sejenak terjadi ketika mengenang empat pesawat yang dibajak teroris itu menghantam lokasi di New York, Virginia, dan Pennsylvania.
Tidak seorang pun politisi berbicara kepada massa, termasuk anggota keluarga korban.
Serangan dimulai ketika sebuah pesawat penumpang menabrak Menara Utara World Trade Center pukul 08.46 pagi. Hanya 17 menit kemudian, pesawat lain menabrak Menara Selatan.
Gedung pencakar langit raksasa setinggi 110 lantai itu yang terbakar dan rusak parah akibat serangan, runtuh dalam hitungan menit, menyebabkan awan debu dan abu beracun yang tebal menerjang jalan-jalan Manhattan saat orang-orang berlarian ketakutan.
Di tengah kehancuran itu, pesawat lain menabrak Pentagon di Arlington, Virginia, tepat di luar Washington, DC pukul 09.37 pagi.
Kepanikan nasional yang belum pernah terlihat sejak insiden Pearl Harbor, sekitar 60 tahun sebelumnya, terjadi dengan cepat.
Beberapa menit setelah Departemen Pertahanan diserang, pihak berwenang menutup semua wilayah udara AS, tetapi penerbangan 93 United Airlines terlanjur dibajak teroris.
Penumpang dan awak pesawat bergegas ke kokpit untuk merebut kendali pesawat dari keempat pembajak. Sekitar lima menit kemudian, pesawat itu menabrak lapangan kosong di Shanksville, Pennsylvania, menewaskan semua orang di dalamnya.
Pesawat itu berjarak sekitar 20 menit dari Washington, DC, tempat yang diyakini oleh pihak berwenang sebagai tempat para pembajak berusaha menyerang Gedung Putih atau Gedung Kongres AS.
Butuh waktu, tetapi rakyat Amerika akhirnya mengetahui bahwa 19 teroris Al-Qaeda bertanggung jawab atas pembajakan pesawat dalam sebuah rencana yang diatur oleh pemimpin lama kelompok teror itu, Osama bin Laden.
Setelah upacara di Manhattan, Harris dan Biden berangkat dari New York untuk menghadiri dua acara peringatan lainnya di Shanksville dan di Pentagon.
Trump juga diperkirakan akan mengunjungi Monumen Nasional Penerbangan 93.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM