Gelombang Laut Tinggi, Warga Pessel Lindungi Rumah dengan Karung Pasir
Tangkapan layar - Gelombang laut menghantam rumah warga di wilayah Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Sumatera Barat, Rabu (16/10/2024).
Foto: ANTARAJAKARTA - Warga di Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, memanfaatkan karung berisi pasir untuk melindungi rumah dari hantaman gelombang laut yang tinggi.
Dilansir dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan yang diterima di Jakarta, Kamis (17/10), mengungkapkan warga memasang beberapa karung berisi pasir di bagian depan rumah - tepi pantai untuk menahan gelombang laut, sehingga tidak menimbulkan dampak kerusakan yang lebih luas.
Merujuk dari hasil asesmen personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan bahwa hempasan gelombang tersebut berlangsung dua kali, yakni pagi dan sore pada Rabu (16/10), bertepatan dengan kondisi air laut yang pasang.
Peristiwa hempasan gelombang laut yang menghantam pemukiman warga di kawasan Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Rabu (16/10) itu juga terekam dalam video amatir yang beredar di berbagai kanal media sosial.
Dampak dari peristiwa tersebut dilaporkan BPBD Pesisir Selatan mengakibatkan dua rumah warga rusak ???????dan sejumlah gudang penyimpan hasil laut nelayan setempat terendam air.
Dalam laporan itu tidak menyebutkan adanya korban jiwa ataupun warga yang diungsikan. Meski demikian BPBD meminta masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas gabungan yang telah disiagakan. Khusus bagi nelayan dianjurkan untuk tidak melaut sementara ini.
BPBD Pesisir Selatan memprakirakan peristiwa gelombang tinggi laut berpotensi masih akan berlangsung setidaknya dua hari ke depan merujuk analisa prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu, Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin di Jakarta, mengatakan bahwa fenomena Hunter Moon atau bulan purnama pada bulan Oktober, yang puncaknya jatuh pada 17 Oktober 2024 mempengaruhi gelombang pasang surut air laut di Indonesia.
Fenomena Hunter Moon tersebut membuat ukuran bulan akan terlihat lebih besar karena memiliki jarak terdekat dengan bumi pada tahun 2024 ini.
Selain itu berdasarkan analisa tim meteorologi BMKG, adanya daerah konvergensi angin yang memanjang di perairan bagian barat Sumatera Barat hingga Sumatera Utara, juga turut meningkatkan potensi terjadinya gelombang laut tinggi, pertumbuhan awan hujan, hingga perubahan pola angin di sepanjang daerah konvergensi, dengan kecepatan angin permukaan 5-46 kilometer per jam.
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
- 5 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
Berita Terkini
- Pelatihan Penguatan Pemberdayaan Perempuan dalam Upaya Membangun Desa
- Fakultas Industri Kreatif Ubaya Pamerkan Ratusan Koleksi Busana Rancangan Alumni
- Semoga Cepat Mereda, Ruas Jalan Larantuka-Maumere Masih Dialihkan Dampak Erupsi
- Mengagetkan Banyak Sekali, Pekerja Migran Ilegal Capai Lebih Lima Juta Orang
- Presiden Prabowo: Indonesia Bidik Investasi 600 Miliar Dolar AS untuk Dorong Industri Hilir