Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 10 Sep 2022, 10:43 WIB

Elizabeth II, Ratu Inggris Paling Lama Lewati Perang dan Krisis

Mendiang Ratu Elizabeth II digandeng putra tercinta Pangeran Charles yang kini menggantikannya menjadi Raja Inggris.

Foto: DW/Reuters

JAKARTA - Wafatnya Ratu Elizabeth II direspons dengan duka yang mendalam oleh para pemimpin dunia. Sosok Ratu Elizabeth dianggap sebagai lambang yang kuat bagi Inggris. DW melaporkan, Jumat (9/9).

Presiden AS Joe Biden dan istrinya, Jill Biden, merilis pernyataan bersama yang menggambarkan Elizabeth sebagai "seorang perempuan negarawan dengan martabat dan keteguhan yang tak tertandingi yang memperdalam aliansi dasar antara Inggris dan Amerika Serikat."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa dia merespons kematian ratu dengan "kesedihan yang mendalam."

Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin menulis sebuah telegram kepada Raja Charles, mendoakan "keberanian dan ketabahan dalam menghadapi kehilangan yang berat dan tidak dapat tertahankan ini."

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa ratu "adalah contoh dan inspirasi bagi jutaan orang, serta di sini di Jerman. Komitmennya untuk rekonsiliasi Jerman-Inggris setelah kengerian Perang Dunia II tidak akan pernah dilupakan. Dia akan dirindukan, tidak terkecuali untuk humornya yang luar biasa."

Ratu Elizabeth II adalah kepala negara untuk 16 negara: Ratu Inggris Raya serta Persemakmuran. Sebagai Ratu Inggris, dia juga Kepala Gereja Anglikan.

Dia dilahirkan sebagai Putri Elizabeth Alexandra Mary Windsor pada 21 April 1926 di London, putri tertua Raja George VI dan Elizabeth Bowes-Lyon. Pada saat itu, tidak diketahui bahwa dia akan menjadi ratu, karena pamannya, Pangeran Wales dan kemudian Raja Edward VIII, dan ayahnya secara tatanan keluarga berada di atasnya.

Namun, pada 21 Desember 2007 menjadi Ratu Inggris yang paling lama hidup dan Ratu Inggris yang paling lama memerintah pada 9 September 2015, melampaui nenek buyutnya Ratu Victoria dalam kedua hal.

Elizabeth menggantikan ayahnya yangwafat akibat kanker. Ayahnya meninggal pada 6 Februari 1952, ketika berada di Kenya, dan Elizabeth diangkat menjadi ratu pada hari yang sama. Elizabeth secara resmi dimahkotai di Westminster Abbey pada 2 Juni 1953.

Pernikahan kerajaan pertama di Eropa pascaperang berlangsung pada 20 November 1947, ketika Elizabeth menikah dengan Pangeran Philip Mountbatten, keturunan keluarga kerajaan Yunani dan Denmark yang menjadi perwira Angkatan Laut Kerajaan dan dianugerahi gelar Duke of Edinburgh sesaat sebelum pernikahan dilangsungkan.

Ketika dinobatkan pada tahun 1953, Elizabeth bersumpah untuk mendedikasikan hidupnya untuk rakyat Inggris. Itu adalah sumpah yang dia anggap serius: Ratu akan memiliki rata-rata 500 janji resmi pada tahun tertentu. Ini membuatnya menjadi kepala negara yang paling sering bepergian dalam sejarah, dengan melakukan ratusan kunjungan kerajaan di seluruh dunia dengan kapal pesiar kerajaan, HMY Britannia.

Setiap minggu, dia menerima para politisi untuk pembicaraan rahasia, meski tidak terbatas hanya pada perdana menteri. Dia juga mengadakan pembicaraan dengan hakim, serikat pekerja, pengusaha, dan orang-orang biasa yang diundang ke istana.

Era Baru

Elizabeth mengadakan perayaan ulang tahunnya yang ke-60 sebagai ratu pada tahun 2012 dan mengejutkan semua orang ketika dia muncul di depan kamera dengan aktor James Bond Daniel Craig untuk membuka Olimpiade London pada tahun itu.

Cucu-cucunya juga membantu memodernisasi monarki. Pangeran William, bersama istrinya, Kate, sangat dicintai banyak orang, dan banyak yang ingin melihat ayahnya, Pangeran Charles, meninggal sebagai raja demi William. Ini adalah sebuah terobosan dalam tradisi yang tidak disukai Elizabeth.

Pecahnya tradisi lain terjadi pada Januari 2020, ketika saudara laki-laki William, Pangeran Harry, Duke of Sussex, dan istrinya yang berkebangsaan Amerika, Meghan, Duchess of Sussex, memutuskan untuk mundur dari tugas keluarga kerajaan Inggris. Langkah itu dijuluki "Megxit" dalam kiasan untuk "Brexit" penarikan Inggris dari UE, juga pada tahun 2020.

Pada saat keputusan itu dibuat, Elizabeth membuat pernyataan pribadi yang langka di mana dia mengatakan bahwa meskipun dia lebih suka mereka untuk tetap sebagai anggota keluarga kerajaan yang bekerja penuh, dia menghormati dan memahami keinginan mereka untuk hidup "yang lebih mandiri sebagai keluarga sambil tetap menjadi bagian berharga dari keluarga saya." Tanggapan terukur ini dipuji secara luas.

Pada April 2021, suami Ratu Elizabeth selama 73 tahun, Philip, meninggal dunia.

Dikagumi, dikritik, kadang-kadang diejek, tetapi selalu dihormati: Ratu Elizabeth II memberikan stabilitas bangsanya selama beberapa dekade. Di era ketika banyak monarki digulingkan, dia membantu mengamankan keluarga kerajaan Inggris dan menata ulang Persemakmuran, mengubah mereka menjadi entitas yang cocok untuk abad ke-21.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.