
Gawat Dunia Dihantui Perang Dagang, Trump Kenakan Tarif Impor 10% pada Tiongkok Mulai 1 Februari
Presiden AS, Donald Trump.
Foto: Jim WATSON/AFPWASHINGTON - Presiden Donald Trump, pada hari Selasa (21/1), mengatakan akan mengenakan tarif sebesar 10 persen pada impor Tiongkok ke Amerika Serikat pada 1 Februari, sebuah keputusan yang pasti bakal meningkatkan ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia.
Dikutip dari The Straits Times, berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan tarif tersebut merupakan respons terhadap peran Tiongkok dalam krisis fentanil di Amerika. Trump mengatakan Tiongkok mengirim fentanil ke Kanada dan Meksiko, dari sana fentanil akan diangkut ke Amerika Serikat.
Ancaman tarif muncul setelah Trump mengatakan pada 20 Januari bahwa ia berencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko sebagai hukuman karena mengizinkan fentanil dan imigran ilegal menyeberang ke Amerika Serikat.
“Kita berbicara tentang tarif sebesar 10 persen terhadap Tiongkok berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada,” kata Trump.
Tarif tersebut akan diberlakukan di atas pungutan yang dikenakan Trump terhadap impor Tiongkok senilai lebih dari 300 miliar dolar AS selama masa jabatan pertamanya. Tarif tersebut tetap berlaku oleh Presiden Joe Biden, yang mengenakan pungutan tambahan terhadap kendaraan listrik, sel surya, semikonduktor, dan baterai canggih Tiongkok.
Tindakan Balasan
Janji Trump untuk mengenakan tarif kepada Tiongkok, Kanada, dan Meksiko diperkirakan akan menghasilkan tindakan balasan terhadap industri-industri AS. Para ekonom telah memperingatkan perang dagang global dapat menyebabkan inflasi meningkat kembali dan menghambat pertumbuhan ekonomi AS.
Trump menandatangani perintah eksekutif pada tanggal 20 Januari yang mengarahkan sejumlah lembaga untuk mempelajari berbagai macam masalah perdagangan dengan memperhatikan tarif di masa mendatang, tetapi ia tidak segera mengenakan pungutan baru, seperti yang telah diancamkannya sebelumnya.
Sebaliknya, ia memerintahkan pejabat AS untuk memeriksa aliran migran dan narkoba dari Kanada, Tiongkok, dan Meksiko ke Amerika Serikat, serta kepatuhan ketiga negara tersebut dan negara lainnya terhadap perjanjian perdagangan yang ada dengan Amerika Serikat.
Trump menegosiasikan perjanjian dagang baru dengan Kanada dan Meksiko selama masa jabatan pertamanya: Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada, atau United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA). Ia juga menyetujui pakta perdagangan terbatas dengan Tiongkok yang seharusnya memberi penghargaan kepada petani Amerika.
Sejak itu ia mengatakan bahwa ia ingin menulis ulang kedua perjanjian tersebut selama masa jabatan keduanya.
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 3 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
- 4 Meringankan Beban Hidup, Pekerja Padat Karya Bebas Pajak Penghasilan
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua
Berita Terkini
-
Pendanaan Non-APBN: Jalan Pintas yang Bisa Berujung Masalah
-
Bukan Asal Bagi! Skema MBG Harus Fokus ke Penerima yang Berhak
-
Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
-
Dari Sawah ke Lumbung! Bulog-Penggilingan Kolaborasi Siap Serap Gabah Maksimal
-
Investor Waspada! Sentimen Perang Dagang AS-Tiongkok & Kebijakan Trump Seret IHSG ke Zona Merah