Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

East India Company, Perusahaan Paling Berkuasa di Hindia Timur

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Titik balik utama dalam transformasi East India Company (EIC) dari perusahaan perdagangan yang menguntungkan menjadi kerajaan yang berkembang pesat terjadi setelah Pertempuran Plassey pada 1757. Pertempuran itu mengadu domba 50.000 tentara India di bawah Nawab Benggala melawan hanya 3.000 prajurit EIC.

Nawab marah kepada EIC karena menghindari pajak. Tapi apa yang tidak diketahui Nawab adalah bahwa pemimpin militer EIC di Benggala, Robert Clive, telah membuat kesepakatan dengan para bankir India sehingga sebagian besar tentara India menolak untuk berperang di Plassey.

Kemenangan Clive memberi EIC kekuatan perpajakan yang luas di Bengal, yang saat itu merupakan salah satu provinsi terkaya di India. Clive menjarah harta Nawab dan mengirimkannya kembali ke London.

Dari sudut pandang Emily Erikson, profesor sosiologi di Universitas Yale dan penulisBetween Monopoly and Free Trade: The English East India Company, tindakan East India Company di Bengal sebagai pergeseran seismik dalam misi korporatnya.

Baca Juga :
Hilangnya Megafauna

"Hal ini benar-benar mengubah model bisnis Perusahaan dari yang berfokus pada perdagangan yang menguntungkan menjadi bisnis yang berfokus pada pengumpulan pajak," kata Erikson. "Saat itulah itu menjadi institusi yang sangat merusak, menurut saya," terang dia seperti dikutip dalam lamanHistory.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top