Destinasi 'Instagramable' Terbaru di Kota Bandung
Koran-jakarta.com || Jum'at, 09 Nov 2018, 01:00 WIBAda lagi tujuan destinasi yang menarik di Kota Bandung yang bakal ramai dan menjadi tujuan untuk selfie, karena lokasinya memang instagramable. Yakni Museum Kota Bandung dan Teras Sunda.

Ket.
Doc: foto-foto: koran jakarta/teguh rahardjo
Museum Kota Bandung ini baru seminggu lalu diresmikan dan boleh dikunjungi oleh masyarakat umum. Museum ini menjadi museum pertama yang menjadi milik Pemerintah Kota Bandung. Museum Kota Bandung terletak di Jalan Aceh No. 47 atau persis di seberang Taman Sejarah dan Bandung Planing Gallery yang telah lebih dulu diresmikan.
Karena masih baru, bau harum cat museum masih tercium benar. Bangunan cagar budaya yang beralih fungsi sebagai museum ini tetap utuh tanpa dirombak strukturnya. Bahkan dari bagian depan, bangunan tua masih terlihat.
Pada pagar masuk terdapat tulisan Museum Kota Bandung dari stainless, tulisan yang sama juga terdapat di atas pintu masuk museum.
Saat pengunjung masuk, akan disambut oleh pengurus museum dan diminta untuk mengisi buku tamu. Di langit-langit terdapat instalasi yang tergantung yang langsung menarik pandangan para pengunjung. Instalasi ini menurut Arya, salah satu pengelola museum, adalah kertas print dari foto-foto jadul. Kemudian digantung dengan menggunakan tali.
Anda mungkin tertarik:
"Ini seperti ada kertas dari atas yang sedang turun berjatuhan. Sengaja menyambut tamu yang baru masuk. Lumayan intagramable, lah," ujarnya.
Di dinding museum tertempel gambar-gambar yang menjelaskan sejarah berdirinya Kota Bandung. Sejarah dalam gambar yang disajikan di seluruh dinding aula pertama menunjukan perjalanan berdirinya Bandung sejak 1960 hingga 1980. Lalu ada juga gambar Bupati dan Walikota Bandung dari masa ke masa.
Memasuki ruang berikutnya, sajiannya masih sama, tempelan gambar-gambar dengan keterangannya.
"Memang masih dalam pernambahan. Rencananya akan ada permainan interaktif hingga diorama Bandung Lautan Api di bagian belakang gedung utama museum," ujarnya.
Seperti dijelaskan Ketua Tim Pendiri Museum Kota Bandung, Hermawan Rianto, museum terbagi menjadi dua area kunjung utama. Area pertama adalah area depan yang merupakan gedung cagar budaya tipe A. Di area ini ditampilkan sejarah Kota Bandung dan sejarah pergerakan kebangsaan.
Sedangkan area belakang akan diisi dengan produk budaya Kota Bandung, mulai dari agama, seni, sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan sebagainya. Di gedung modern setinggi 3 lantai itu akan diisi dengan artefak yang didominasi oleh 60 persen foto, 20 persen dokumen dan arsip, 10 persen grafis, dan 10 persen artefak lain.
Benda-benda koleksi dan materi museum berasal dari berbagai sumber sejarah, baik peninggalan sejarah yang ada di masyarakat, materi sejarah dari museum-museum di Indonesia dan Belanda.
"Bagi saya museum adalah etalase kota, tidak hanya bicara soal sejarah dan fosil peninggalan purba. Tetapi lebih dari itu, kita bisa melihat perkembangan seni dan budaya teknologi di sebuah kota dari museumnya," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial.
Ia berharap, museum ini dapat menjadi destinasi wisata baru bagi warga Bandung maupun wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Dengan begitu, masyarakat akan semakin mengenal Kota Bandung yang kaya akan sejarah. tgh/R-1
Bekas Taman Kanak-kanak
Sebelum menjadi museum, gedung berusia 98 tahun itu dulunya didirikan untuk Taman Kanak-Kanak (Frabelschool) oleh Loge Sint Jan, kelompok Vrimerselarij (Freemasonry) Bandung.
Loge Sint Jan didirikan di Bandung pada 23 November 1880, membuka Frobe/school/taman kanak kanak pada 1898 dengan meminjam bangunan Paseban di Pendopo Kabupaten.
Kemudian, lewat pengumpulan sumbangan mereka bisa membangun gedung sendiri di seberang markas Loge Sint Jan (kini Masjid Al Ukhuwah) dan resmi dibuka pada 25 Agustus 1900. Frobe/school, yang mulai dengan 13 orang murid pada awal didirikannya, berkembang pesat, hingga pada 1920 memiliki 290 orang murid, terdiri dari 112 orang Eropa dan 178 orang pribumi.
Pada 1920, Frobelschool menempati bangunan baru di VerlengeAtjehstraat yang kini merupakan gedung depan Museum Kota Bandung ini. Bangunan dan lahan diberikan oleh Gemeente Bandoeng sebagai pertukaran atas lahan lama yang akan digunakan sebagai kantor Gemeente Bandoeng (Balaikota).
Kegiatan Frobelschool dan Freemansonry lainnya terhenti seiring berkuasanya Jepang atas Nusantara. Pasca kemerdekaan, usaha-usaha untuk membangkitkan kembali kegiatan Freemansonry mengalami kegagalan.
Pada 1950-an, bangunan ini sempat digunakan oleh sekolah Yahua hingga diambilalih oleh pemerintah pada 1960-an. Pada 1962, Pemerintah Indonesia secara resmi melarang kegiatan organisasi Freemansonry, dan seluruh bangunan dan aset milik mereka dinasionalisasi oleh pemerintah. Bangunan yang merupakan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Olah Raga dan Gedung KONI , pada 22 Januari 2013 dihibahkan kepada Pemerintah Kota Bandung dan digunakan oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Bandung.
Bangunan ini ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya kelas A No. 19 tahun 2009 oleh Pemerintah Kota Bandung. Pada 2018, bangunan ini resmi digunakan sebagai bagian dari gedung Museum Kota Bandung. Arsitektur gedung yang sempat diubah di berbagai sisi direstorasi dan dikembalikan ke bentuk aslinya. tgh/R-1
Teras Sunda Cibiru
Satu tempat lagi yang juga akan menjadi lokasi baru untuk berfoto dan disebarkan di media sosial adalah Teras Sunda Cibiru. Teras Sunda Cibiru berlokasi di Jalan AH. Nasution Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Selain menjadi pusat pengembangan seni dan budaya, Teras Sunda juga dirancang menjadi destinasi baru wisata di Kota Bandung.
Teras Sunda akan sering menggelar beragam acara seni budaya di setiap akhir pekan. Sehingga wisatawan yang datang bisa menikmati atraksi kesenian.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan di kawasan ini terdapat aula, rumah seniman, tempat workshop, dan musala.
"Tempat ini memang akan menjadi laboratorium seniman Kota Bandung. Para seniman berkarya dan menciptakan seninya di sini. Kemudian juga bisa dipamerkan atau dipertunjukan di sini juga," tutur Kenny.
Bangunan di dalam kawasan Teras Sunda didominasi oleh bambu. Bambu dipilih karena bambu menjadi salah satu ciri budaya Sunda. Bambu juga dinilai lebih dekat dengan alam. tgh/R-1