BMKG Ingatkan Warga Sulteng agar Waspada Cuaca Ekstrem 7 Hari ke Depan
Citra satelit penataan pertumbuhan bibit siklon yang dapat memicu potensi curah hujan di wilayah Sulawesi Tengah yang diperbaharui BMKG pada Rabu (26/6/2024).
Foto: ANTARA/HO-BMKGPALU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Sulawesi Tengah waspada cuaca ekstrem tujuh hari ke depan yang berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi.
"Cuaca ekstrem dipicu dinamika atmosfer sehingga perlu diwaspadai dampak yang ditimbulkan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu Nur Alim di Palu, Kamis (27/6).
Ia menjelaskan, dari pengamatan dilakukan BMKG terdapat bibit siklon di sekitar Filipina dan Indonesia, hal ini menyebabkan terjadinya daerah pembelokan angin sehingga berpotensi pembentukan awan hujan konvektif untuk beberapa hari ke depan.
Pertumbuhan awan konvektif menyebabkan cuaca ekstrem diberbagai daerah di Sulawesi Tengah dalam beberapa hari terakhir menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi banjir maupun tanah longsor.
Oleh karena itu, untuk wilayah kabupaten/kota di provinsi ini diminta selalu memperhatikan kondisi alam sekitar guna memitigasi dampak yang timbul.
"Cuaca ekstrem dapat meningkatkan curah hujan tinggi dengan durasi waktu panjang, selain itu membangkitkan angin kencang dan gelombang tinggi, olehnya pemerintah daerah maupun masyarakat perlu memitigasi risiko-risiko dampaknya," tutur Alim.
Bagi masyarakat nelayan melakukan aktivitas di laut, diimbau selalu memantau kondisi cuaca terkini dan peringatan dini dikeluarkan BMKG secara berkala.
Kemudian masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai, danau dan perbukitan selalu waspada terhadap ancaman potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
"Bencana hidrometeorologi tidak hanya memberikan dampak terhadap keselamatan jiwa maupun infrastruktur, tetapi juga mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat dan aktivitas sosial lainnya," ucapnya.
Lalu warga bermukim di pesisir pantai juga perlu mewaspadai angin kencang dan gelombang pasang, bila terjadi situasi darurat segera berlindung ditempat yang aman.
"Kebersihan lingkungan salah satu bentuk mitigasi meminimalisasi dampak rendaman banjir dengan cara membersihkan saluran air, tidak membuang sampah ke dalam saluran air, lalu menghindari pohon-pohon tinggi yang sewaktu-waktu dapat roboh di saat terjadi hujan dan angin kencang" kata dia.
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Antisipasi Serangan Harimau, Pemkab Mukomuko Sarankan Antar-jemput Anak Sekolah
- Nelayan Diimbau Dinas Perikanan Batam untuk waspadai Buaya Lepas dari penangkaran
- Mencari Makan ke Desa di Temanggung, Puluhan Monyet Ekor Panjang Kejutkan Warga
- Seberangi Sungai untuk Sekolah, Pelajar di Jember Gunakan Rakit Bambu
- Secara Rutin Ini LIma Bagian Mobil yang Wajib Dirawat