Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ribuan Netizen Brasil Desak Prabowo Turun Tangan Usai Juliana Terjatuh di Tebing Rinjani

KORAN-JAKARTA.COM | Selasa, 24 Jun 2025, 11:05 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

JAKARTA - Gunung Rinjani kembali menjadi sorotan dunia. Kali ini bukan karena keindahannya, melainkan insiden dramatis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh ke dalam jurang saat mendaki menuju puncak.

Insiden tersebut membuat ribuan netizen asal Brasil menyerbu akun Instagram Presiden RI, Prabowo Subianto, memohon bantuan agar proses evakuasi Juliana segera dipercepat. Komentar haru dan doa membanjiri kolom komentar.

Ribuan Netizen Brasil Desak Prabowo Turun Tangan Usai Juliana Terjatuh di Tebing Rinjani Doc: X/@poponze

Ket. Potret Juliana yang jatuh di Gunung Rinjani

“Tolong selamatkan Juliana! Dia mungkin sangat dingin, kelaparan, kehausan, dan tak berdaya. Tuhan akan membalas segala upaya baikmu,” tulis salah satu netizen Brasil.

Tak hanya di akun Prabowo, serbuan komentar juga terlihat di akun resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, tempat insiden tragis ini terjadi.

Kronologi dan Update Evakuasi Juliana di Rinjani

Juliana dilaporkan jatuh ke jurang sedalam sekitar 200 meter di kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok Timur. Proses penyelamatan dari Tim SAR Gabungan dimulai sejak insiden dilaporkan.

Pada Senin, 23 Juni 2025 pukul 06.30 WITA, Juliana berhasil terpantau melalui drone dalam kondisi tersangkut di tebing batu dengan kedalaman ±500 meter, namun tidak menunjukkan gerakan secara visual.

Tim SAR mencoba menurunkan dua personel untuk membuat jalur evakuasi dengan anchor di kedalaman ±350 meter. Namun, rute dihalangi dua batu overhang besar, membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan. Tim harus memanjat manual (climbing) untuk bisa menjangkau korban.

Medan Ekstrem Hambat Proses Evakuasi

Cuaca buruk dan medan curam menjadi tantangan terbesar. Kabut tebal membatasi jarak pandang dan meningkatkan risiko kecelakaan, sehingga tim penyelamat ditarik mundur ke posisi aman.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal kemudian menggelar rapat evaluasi secara virtual. Dia menyarankan agar evakuasi dilakukan menggunakan helikopter milik PT Amman Mineral agar tidak kehilangan momentum "golden time" penyelamatan (72 jam pascakecelakaan).

Namun, Kepala Basarnas Mataram menegaskan penggunaan helikopter harus memperhatikan spesifikasi teknis (memiliki hoist untuk airlifting) dan kondisi cuaca, yang bisa berubah secara cepat dan drastis di kawasan Rinjani.

Misi Penyelamatan Internasional, Dunia Pantau Gerak Indonesia

Kasus ini sudah menjadi perhatian internasional, bukan hanya karena lokasinya yang ekstrem, tapi juga karena solidaritas luar biasa dari netizen Brasil yang tak henti menyuarakan harapan agar Juliana segera ditemukan dan diselamatkan.

Pemerintah Indonesia pun kini tengah berpacu dengan waktu dan alam. Semua mata kini tertuju pada upaya penyelamatan ini, misi kemanusiaan yang membuktikan batas negara bisa runtuh demi satu nyawa.

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Alfina Febriyana
Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

Tiongkok Pertahankan Hasil Panen 149 Juta Ton Biji-bijian

Jumat, 11-Jul-2025 | Deri Henriawan

Luar Negeri Tiongkok Pertahankan Hasil ...

Mobil Dinas Diduga Mengawali Kecelakaan Beruntun. Mungkin Mengantuk atau Mabuk

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Megapolitan Mobil Dinas Diduga Mengawal...

Tiga Kopdes Merah Putih di Mimika Jadi Percontohan Awal

Jumat, 11-Jul-2025 | Bambang Wijanarko

Nasional Tiga Kopdes Merah Putih di ...

Mendikdasmen Ingatkan Disdik Awasi Ketat MPLS untuk Cegah Perpeloncoan

Jumat, 11-Jul-2025 | Bambang Wijanarko

Nasional Mendikdasmen Ingatkan Disdi...

Putri Indonesia Hadiri Banyuwangi Ethno Carnival 2025

Jumat, 11-Jul-2025 | Yebdi Trismar

Nasional Putri Indonesia Hadiri Bany...
Video Pilihan
Apindo Peringatkan Ekonomi RI Sudah Lampu Kuning