Go Internasional! Kemendag Ekspor Perdana Gerabah Inovatif UMKM Jatim ke Jepang
- Kemendag
- ekspor perdana
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor perdana dua produk gerabah inovatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur ke Jepang dengan total nilai 48.311 dollar AS atau setara Rp801,38 juta.

Ket. Produk gerabah inovatif yang diekspor ke pasar Jepang.
Doc: Kemendag RI
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi mengatakan ekspor perdana ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing dan memenuhi ekspektasi pasar internasional. Terlebih lagi, pasar Jepang terkenal dengan standarnya yang tinggi dan sangat selektif dalam menerima produk asing.
"Ekspor perdana produk gerabah inovatif dari Jawa Timur berhasil membuktikan bahwa hasil kreasi UMKM Indonesia dapat diterima di pasar Jepang yang dikenal selektif dan memiliki standarnya yang tinggi. Kami harap, ekspor perdana ini menjadi awal dari perluasan pasar global bagi lebih banyak UMKM," ujar Puntodewi di Jakarta, Kamis (27/3).
Kedua produk gerabah tersebut, yaitu bola tumbuh pot (bobupot) produksi Green Galeria Indonesia asal Surabaya dan pot terakota produksi UD Gerabah Merah dari Malang.
Produk-produk ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan, estetika modern, serta menggunakan bahan alami dan berkelanjutan seperti bambu, tanah liat, dan arang sekam.
Bobupot merupakan pot media tanam cerdas berbentuk bola untuk tanaman. Wadah ini memilki tekstur berbahan alami yang dilapisi bahan hasil daur ulang, seperti serabut kelapa, batu kerikil, pasir putih, serta abu dan arang kayu (charcoal) untuk dalam ruangan.
Produk ini diekspor dengan nilai 46.799 dolar AS pada ekspor perdananya ke Jepang. Sementara itu, pot terakota merupakan media taman berbahan baku tanah liat dengan ukuran kecil untuk ditempatkan di dalam ruangan (rumah). Produk ini pun diekspor perdana ke Jepang dengan nilai 1.512 dolar AS.
Anda mungkin tertarik:
Puntodewi menuturkan, ekspor ini merupakan tindak lanjut dari Pekan Pengembangan Ekspor Nasional yang digelar Kemendag bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Bank Jatim, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan serta Export Center Surabaya.
"Keberhasilan ekspor perdana ini juga menjadi bukti nyata efektivitas program UMKM BISA Ekspor dalam mendorong UMKM Indonesia untuk berani menembus pasar global dan memperluas jangkauan produknya," kata Puntodewi.
Puntodewi mengatakan, UMKM BISA Ekspor memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses pasar internasional bagi pelaku UMKM agar mampu menghadapi tantangan ekspor.
Program ini mencakup peningkatan daya saing produk ekspor, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekspor, dan perluasan pasar yang diperlukan agar produk dapat diterima di pasar global.
"Kemendag melalui program UMKM BISA Ekspor terus memberikan dukungan bagi UMKM yang ingin mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Dengan pendampingan yang tepat, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap bersaing di tingkat internasional," ucapnya.
UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global. Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan daya saing produk lokal di pasar internasional.