Dana BOS Diamankan melalui Transaksi secara Digital
- Sekolah
- Dana Bos
- Bantuan Oprasional Sekolah (BOS)
JAKARTA - Transaksi digital melalui platform dalam jaringan dapat mencegah korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Teknologi digital meningkatkan transaksi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-12, di Jakarta, Kamis (26/8).

Ket. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim
Doc: Koran Jakarta/Muhamad Marup
"Kasus-kasus korupsi dana BOS sangat bisa dihindari kalau semakin besar persentase penggunaannya secara online dan transparan melalui platform digital," ujar Nadiem. Dia mengakui, masih banyak isu korupsi dana BOS di lapangan.
Nadiem menambahkan, transaksi secara digital bisa menghindarkan kepala sekolah atau operator dari berbagai intimidasi. Dalam praktiknya, terdapat oknum yang selalu menginginkan transaksi secara tunai, tapi menyertakan administrasi yang tidak sesuai.
"Jadi, inilah alasan baik demi rasa keamanan kepala sekolah maupun untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak baik," jelasnya.
Digitalisasi
Lebih jauh Nadiem menerangkan, untuk merespons kondisi tersebut pihaknya telah membuat berbagai program digitalisasi sekolah. Salah satunya adalah SIPlah yang merupakan platform sistem informasi pengadaan sekolah.
Anda mungkin tertarik:
Dalam platform tersebut, sekolah bisa membelanjakan dana BOS untuk mendukung pemenuhan kebutuhan murid. Platform yang dirilis pada tahun 2019 tersebut terus dikembangkan untuk pemanfaatan dana BOS yang lebih aman dan mudah.
"Kami berupaya memberi keluasan kepada sekolah untuk meningkat jumlah besaran dana BOS ini. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah dan memberi fleksibilitas kepada sekolah untuk membelanjakannya melalui SIPLah," tandasnya.
Nadiem menyebut, sejak tahun 2019, lebih dari satu juta transaksi telah dilakukan melalui SIPLah dengan besaran dana mencapai 12,6 triliun rupiah. Adapun sekolah yang menggunakan SIPLah terus bertambah sejak 2019. Kini jumlahnya telah hampir 150 ribu pengguna.
"Jadi, 146.961 sekolah sudah menggunakan SIPLah. Pertumbuhan ini eksponensial," katanya.Nadiem memaparkan, banyak keuntungan dengan adanya program tersebut. Salah satunya tata kelola keuangan yang baik mengingat seluruh transaksi di dokumentasi secara elektronik.
Selain itu, penggunaan anggaran lebih efisiensi sebab harga yang cenderung lebih rendah dari berbagai jenis penyedia. "Ini juga platform yang membuka kesempatan bagi lebih banyak pelaku UMKM daerah," tandasnya.