Ukraina Bersumpah Tidak Akan Menyerah Melawan Russia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, saat berpidato di parlemen di Kyiv pada Selasa (19/11). Dalam pidatonya, Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi penentu siapa pemenang perang yang dilancarkan Russia hampir tiga tahun lalu.
Foto: AFP/UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICEKYIV - Ukraina pada Selasa (19/11) mengatakan bahwa pasukannya tidak akan pernah bertekuk lutut kepada Russia, 1.000 hari setelah Moskwa melancarkan invasi brutalnya, sementara Kremlin juga menjanjikan kemenangan dan meningkatkan ancaman nuklirnya.
Tekad Ukraina itu disampaikan setelah serangan Russia malam sebelumnya di wilayah Sumy, Ukraina timur, yang menghancurkan sebuah bangunan tempat tinggal peninggalan era Soviet dan menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk seorang anak.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi penentu siapa pemenang perang yang dilancarkan Russia hampir tiga tahun lalu.
“Pada saat-saat yang menentukan, dan itu akan terjadi tahun depan, kita tidak boleh membiarkan siapa pun di dunia meragukan ketahanan seluruh negara kita. Dan pada tahap ini, sedang diputuskan siapa yang akan menang,” kata Presiden Zelenskyy dalam pidatonya di parlemen pada peringatan hari ke-1.000 invasi Russia, seraya mendesak sekutu Kyiv untuk “memaksa” Kremlin untuk berdamai.
“Pertempuran ini adalah tentang seluruh Ukraina, pertempuran ini adalah tentang seluruh Eropa, tentang ketertiban atau kekacauan bagi seluruh dunia,” tegas dia
Di tengah ketidakpastian atas bantuan AS, Presiden Zelenskyy pun mengatakan bahwa Kyiv tidak boleh membiarkan orang lain memutuskan masa depan negaranya. “Ini adalah perang yang menentukan nasib seluruh bangsa, dan tidak seorang pun boleh atau dapat memutuskannya untuk kita,” kata dia.
Pernyataan presiden terpilih AS, Donald Trump, yang mengatakan bahwa ia menginginkan kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Washington DC mungkin akan memaksa Kyiv untuk menerima konsesi teritorial.
Namun Zelenskyy mengatakan Kyiv mungkin harus menunggu berakhirnya kekuasaan Vladimir Putin di Russia untuk mendapatkan kembali wilayahnya yang diakui secara internasional.
Kementerian Luar Negeri Ukraina pun menggemakan pernyataan Zelenskyy dalam sebuah pernyataan yang menandai peringatan tersebut dengan menyerukan kepada sekutu untuk meningkatkan dukungan militer mereka guna mewujudkan akhir perang yang berkelanjutan.
Ancaman Nuklir
Di lain pihak, Kremlin juga berjanji untuk mengalahkan Ukraina. “Operasi militer terhadap Kyiv berlanjut dan akan tuntas,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.
Pernyataan Peskov itu muncul saat Presiden Russia, Vladimir Putin, menandatangani dekrit yang memperluas cakupan kapan Moskwa akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir dalam peringatan yang gamblang bagi Barat dan Ukraina.
Kremlin mengatakan langkah tersebut, yang memungkinkan Russia menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir jika mereka didukung oleh negara kekuatan nuklir, diperlukan untuk menyelaraskan prinsip-prinsip mereka dengan situasi saat ini.
Sikap itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) memberi Kyiv izin untuk menggunakan misil jarak jauh guna menyerang target militer di dalam wilayah Russia.
Pada Selasa malam, Russia melaporkan bahwa Ukraina telah menggunakan misil jarak jauh bantuan dari AS dan sebanyak 6 misil Ukraina tersebut telah menargetkan sebuah fasilitas militer di wilayah perbatasan Bryansk. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 2 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 3 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 4 Transjakarta Beroperasi Hingga 23.00 Saat Timnas Indonesia Lawan Arab
- 5 Spanyol Ingin Tuntaskan Fase Grup UEFA Nations League dengan Kemenangan